Parapuan.co - Nagita Slavina baru saja melahirkan anak keduanya pada Jumat (26/11/2021).
Istri Raffi Ahmad ini melahirkan putra keduanya dengan berat 3,095 gram dan panjang 48 cm.
Perempuan yang akrab disapa Gigi ini melalui persalinan dengan operasi caesar.
View this post on Instagram
Baca Juga: Nagita Slavina Ungkap Alasan Pilih Melahirkan Anak Kedua Secara Caesar
Namun, menariknya Gigi masih sempat berdandan sebelum operasi hingga sudah bisa duduk dan aktif bergerak usai operasi.
Hal ini pun cukup mencuri perhatian publik.
Di mana biasanya seseorang yang habis melalui operasi caesar tidak boleh menggerakkan badannya selama 12.
Dibutuhkan waktu sekitar 24 jam sebelum pasien diizinkan untuk duduk agar tidak memengaruhi jahitan.
Hingga diketahui kemudian ternyata Gigi melahirkan dengan operasi caesar menggunakan metode ERACS atau Enhanced Recovery After Cesarean Surgery.
Di mana metode ERACS ini memungkinkan pasiennya untuk mendapatkan pemulihan dengan cepat.
Mengutip dari Kompas.com, metode ini pertama kali diperkenalkan di Inggris pada 2013 silam.
Belakangan metode ini pun mulai populer di Indonesia dan banyak digunakan oleh para selebriti saat melahirkan.
Seperti halnya yang dilakukan Nagita Slavina dan beberapa artis layaknya Paula Verhoeven, Felicya Angelista, dan Cherly Juno belum lama ini.
Menurut penjelasan spesialis kebidanan dan kandungan dr Zeissa Rectifa Wismayanti, Sp.OG., metode ERACS adalah penyempurnaan langkah-langkah tindakan operasi sebelumnya.
dr. Zeissa pun menegaskan bahwa pada dasarnya efek samping operasi metode ERACS dengan operasi sesar konvensional tidaklah berbeda.
Baca Juga: Dikaruniai Anak Kedua, Begini 4 Cara Mendidik Anak ala Nagita Slavina
Operasi ini diharapkan dapat memulihkan pasien dengan cepat.
Pasien yang melahirkan dengan metode ERACS yang digadang-gadang memiliki proses pemulihan yang lebih cepat, tak perlu menunggu 24 jam agar bisa duduk.
Bahkan, dua jam pascaoperasi persalinan, pasien sudah bisa duduk.
Kemudian, enam jam pascaoperasi, kateter bisa dilepas dan buang air kecil (BAK) sendiri.
Lalu, 10 jam pascaoperasi, pasien dapat berjalan.
Selain itu, Kawan Puan juga bisa mendapat beberapa manfaat dari metode ERACS ini.
Melahirkan menggunakan metode ERACS bisa meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pasien.
"Pasien bisa mobilisasi lebih cepat, bisa bergerak lebih awal, nyerinya minimal, pasti akan lebih nyaman," jelas dr. Zeissa.
Pasien juga tak perlu berlama-lama di rumah sakit alias dapat mengurangi lama waktu rawat di rumah sakit.
Bahkan beberapa di antaranya sudah bisa pulang setelah satu hari persalinan.
Metode ini juga disebut mengurangi risiko adanya komplikasi.
Di sisi lain, metode ERACS digunakan berdasarkan bukti-bukti terkini dan dilakukan oleh tim multidisipliner seperti spesialis kandungan, spesialis anak, ahli anestesi, dan perawat yang mengoptimalkan pemulihan pasca operasi sesar.
"Dari penelitian, setelah dilakukan metode ERACS ini pada pasien post caesar kebutuhan obat opioid dan lama rawat berkurang. Obat opioid ini termasuk salah satu obat anti nyeri yang efeknya cukup baik. Namun efek sampingnya pasien lebih sering kembung dan konstipasi," tambahnya.
dr. Kondang Usodo, Sp.OG, spesialis Kebidanan dan Kandungan di Rumah Sakit EMC Tangerang pun menjelaskan metode ERACS dapat mengurangi kerusakan jaringan yang muncul akibat operasi caesar.
“Teknik ERAS/ ERACS sayatan dilakukan dengan pisau dengan ketajaman khusus dan ukuran kecil, dan dengan sekali sayatan sampai di fascia, sehingga kerusakan jaringan bisa minimal," terangnya, seperti dikutip dari Kompas.com.
(*)