“Saya merasa tidak terima, ini tidak adil. Ini sampah negara maju yang kaya, kok, yang merasakan dampaknya kami, orang Indonesia,” imbuhnya.
Tulis surat ke Donald Trump sampai Angela Merkel
Pada 2019 lalu, Nina juga pernah menarik perhatian usai memberanikan diri menulis surat ke Presiden Amerika Serikat saat itu, yakni Donald Trump.
Rupanya, jauh sebelum itu Nina juga pernah mengirim surat ke Bupati Gresik tentang kerusakan lingkungan di dekat tempat tinggalnya.
Saat itu, Nina bahkan baru duduk di bangku kelas 5 SD, lho, Kawan Puan.
Lebih lanjut, Nina juga pernah mengirim surat ke Kanselir Jerman, Angela Merkel; Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte; Menteri Infrastruktur dan Pengelolaan Sumberdaya Air Belanda, Barbara Visser.
Baca Juga: Profil Menteri PPPA Bintang Puspayoga, Perempuan Bali Pertama di Kabinet
Selain menulis surat protes ke orang-orang tersebut, ia juga pernah mengadakan aksi demo di depan gedung konsulat Amerika bersama teman-temannya serta Ecoton.
Ecoton adalah sebuah organisasi yang bergerak di bidang hukum lingkungan.
Dari aksi itu, seorang pembuat film asal Jerman yang membaca kisah Nina pun tertarik untuk membuat film dokumenter.
Film berjudul Girls for Future atau kinder de klimaat dalam bahasa Jerman itu menceritakan kisah empat anak perempuan asal India, Afrika, Australia, dan Indonesia yang berusaha melawan krisis iklim.
“Banyak orang yang termotivasi, terinspirasi, ada penonton yang menangis,” ungkap Nina saat menceritakan suasana usai film dokumenter itu diputar di COP26.