Aktivis dan pembuat film, Anggun Pradesha, pun setuju dengan pendapat Mian Tiara tersebut.
"Penting untuk menumbuhkan simpati dan empati terhadap isu perempuan yang akan diangkat," kata Anggun.
"Ngomong banyak dan ketemu dengan orang-orang yang isunya kita angkat itu penting," tambahnya.
Hasil riset soal isu atau tokoh perempuan yang diangkat dapat menjadi acuan untuk seluruh kru agar menghargai karya dan latar cerita dari film yang dibuat mereka.
Adanya rasa menghargai dan menghormati isu perempuan tersebut dapat menciptakan kesadaran lebih untuk tidak melakukan tindak kekerasan seksual di lokasi syuting.
Baca Juga: Raih Lagu Tema Terbaik, Mian Tiara Dedikasikan Piala Citra untuk Penyintas Kekerasan Seksual
Kawan Puan, kita boleh bergembira karena kini industri film Indonesia semakin ramah terhadap perempuan.
Namun, edukasi soal pentingnya penghapusan kekerasan terhadap perempuan masih belum tersebar secara merata.
Kampanye anti kekerasan seksual di lokasi syuting seperti yang diinisiasi Hannah Al Rashid dan Mian Tiara menjadi senjata ampuh dalam melawan tindakan tak terpuji tersebut.
Sebagai penonton, Kawan Puan dapat ikut menggaungkan kampanye tersebut, mendukung film-film karya sutradara perempuan, dan menonton film yang berperspektif feminisme.
Baca Juga: 4 Karakter Guru Perempuan Berdaya dan Inspiratif dalam Film Indonesia
(*)