1. Ketidakseimbangan hormon
Ketika hormon estrogen dan progesteron seimbang, mereka bekerja sama untuk memberi sinyal pada tubuh untuk melepaskan sel telur setiap bulan.
Kemudian, jika terjadi ketidakseimbangan hormon, maka ovarium mungkin tidak menerima sinyal yang dibutuhkan untuk melepaskan sel telur, meninggalkan folikel tertutup dan menimbulkan kista ovarium.
Obat penyubur kandungan juga dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh.
Dengan kata lain, penggunaan obat penyubur kandungan dapat meningkatkan risiko kista ovarium.
Obat kesuburan clomiphene juga sering kali dikaitkan dengan insiden kista ovarium yang lebih tinggi karena obat tersebut dapat memicu perkembangan beberapa folikel di ovarium.
Folikel yang gagal membuka dan melepaskan sel telur tetap menjadi kantung berisi cairan yang menjadi kista ovarium.
Baca Juga: Demi Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan, Hindari Ini 7 Makanan Penyebab Kista Ovarium
2. Riwayat kista ovarium
Memiliki riwayat masalah kesehatan organ kewanitaan, kista ovarium juga dapat meningkatkan risiko kista berkembang lebih banyak.
Ini mungkin karena ketidakseimbangan hormon yang sedang berlangsung atau kondisi fisik lainnya.
3. Infeksi panggul
Infeksi panggul, seperti penyakit radang panggul (PID), dapat berkontribusi pada perkembangan kista ovarium.
Hal ini dapat terjadi ketika bakteri dari infeksi menyebar dari leher rahim ke ovarium dan menyebabkan kista terbentuk.
Kista ovarium yang berkembang dari infeksi panggul dipenuhi dengan bakteri.
Jika kista ovarium yang terinfeksi pecah, pelepasan bakteri dapat memicu sepsis.