Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Faktor Risiko Kista Ovarium

Ratu Monita - Minggu, 28 November 2021
Faktor risiko masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, kista ovarium.
Faktor risiko masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, kista ovarium. Kiwis

Parapuan.co - Setiap perempuan berisiko memiliki masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, salah satunya kista.

Oleh karena itu, penting untuk memerhatikan kondisi kesehatan reproduksi perempuan. 

Salah satu masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yang berisiko dialami kaum hawa adalah kista ovarium

Kista ovarium sendiri merupakan kantung berisi cairan yang diakibatkan dari penumpukan cairan selama ovulasi.

Kista ovarium relatif umum dan mempengaruhi hingga 18 persen perempuan pra-menopause dan pascamenopause, seperti dikutip dari laman Serrano Ob-gyn.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Kenali Jenis-Jenis Kista Ovarium

Sebagian besar kista ovarium muncul tanpa gejala dan menghilang atau menyusut dengan sendirinya, namun sebagian jenisnya dapat menyebabkan rasa sakit atau komplikasi lainnya.

Mengingat masalah kesehatan organ kewanitaan satu ini dapat timbul tanpa gejala, sebagian besar kista ovarium diidentifikasi selama pemeriksaan panggul.

Sebagian besar kista ovarium dikategorikan sebagai kista fungsional, yang biasanya tidak menimbulkan masalah atau memerlukan perawatan.

Namun, jenis kista ovarium yang abnormal dapat mempengaruhi kesuburan, hingga menghasilkan gejala yang parah.

Untuk itu, kali ini PARAPUAN akan membahas mengenai faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kista ovarium.

1. Ketidakseimbangan hormon

Ketika hormon estrogen dan progesteron seimbang, mereka bekerja sama untuk memberi sinyal pada tubuh untuk melepaskan sel telur setiap bulan.

Kemudian, jika terjadi ketidakseimbangan hormon, maka ovarium mungkin tidak menerima sinyal yang dibutuhkan untuk melepaskan sel telur, meninggalkan folikel tertutup dan menimbulkan kista ovarium.

Obat penyubur kandungan juga dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh.

Dengan kata lain, penggunaan obat penyubur kandungan dapat meningkatkan risiko kista ovarium.

Obat kesuburan clomiphene juga sering kali dikaitkan dengan insiden kista ovarium yang lebih tinggi karena obat tersebut dapat memicu perkembangan beberapa folikel di ovarium.

Folikel yang gagal membuka dan melepaskan sel telur tetap menjadi kantung berisi cairan yang menjadi kista ovarium.

Baca Juga: Demi Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan, Hindari Ini 7 Makanan Penyebab Kista Ovarium

2. Riwayat kista ovarium

Memiliki riwayat masalah kesehatan organ kewanitaan, kista ovarium juga dapat meningkatkan risiko kista berkembang lebih banyak.

Ini mungkin karena ketidakseimbangan hormon yang sedang berlangsung atau kondisi fisik lainnya.

3. Infeksi panggul

Infeksi panggul, seperti penyakit radang panggul (PID), dapat berkontribusi pada perkembangan kista ovarium.

Hal ini dapat terjadi ketika bakteri dari infeksi menyebar dari leher rahim ke ovarium dan menyebabkan kista terbentuk.

Kista ovarium yang berkembang dari infeksi panggul dipenuhi dengan bakteri.

Jika kista ovarium yang terinfeksi pecah, pelepasan bakteri dapat memicu sepsis.

5. Endometriosis

Endometriosis adalah kondisi kronis di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim.

Biasanya tumbuh pada organ di panggul, termasuk saluran tuba, usus, kandung kemih, vagina, dan rektum.

Jaringan juga dapat tumbuh di dalam dan di ovarium dan ketika jaringan endometrium tumbuh di ovarium, ia akan membentuk rongga di dalam ovarium yang berisi darah.

Baca Juga: Stres dan Anxiety Pengaruhi Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Kista ovarium ini, yang disebut endometrioma atau 'kista coklat', dapat memengaruhi kesehatan indung telur dan mengganggu kesuburan.

Jika biasanya kista ovarium tidak menimbulkan gejala, kista yang terjadi dengan endometriosis biasanya menyebabkan rasa sakit sebelum, selama, dan setelah menstruasi, yang merupakan gejala umum dari endometriosis.

Nah, berikut faktor risiko dari masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan khususnya kista ovarium. (*) 

Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja