Di sisi lain, para peneliti di Israel juga menemukan di antara 3,5 persen anak-anak yang menunjukkan long covid tidak bergejala saat dites positif.
Waspada Sindrom MIS-C pada Anak yang Mengalami Long Covid
Sementara, Dr Nina Dwi Putri, SpA(K), MSc menjelaskan bahwa anak bisa saja hanya memunculkan gejala ringan atau tak bergejala ketika terinfeksi Covid-19.
Namun ia dapat mengalami penyakit peradangan setelahnya atau disebut sindrom MIS-C.
"Ketika peningkatan kasus anak, kita mulai melihat ada komplikasi yang ditakutkan yaitu peradangan yang terjadi pada anak setelah terkena Covid-19," papar dr. Nina.
Ia juga menambahkan bahwa "Gejala bisa saja ringan atau tidak bergejala tapi beberapa minggu kemudian bisa datang dengan sindrom atau penyakit peradangan setelah terkena Covid-19 atau MIS-C."
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, Ini Cara Orang Tua Meningkatkan Minat Belajar Anak
Memang tak semua orang mengalami ini, tapi setiap anak penyintas Covid-19 memiliki potensi mengalami gejala long covid.
Beberapa gejala long covid yang dialami oleh anak ialah sakit tenggorokan, nyeri sendi, kelelahan sakit kepala, nyeri dada, dan mengalami masalah pencernaan.
Selain itu, anak juga mungkin mengalami mual, perubahan suasana hati, pusing, ruam, bahkan depresi.
Gejala-gejala long covid ini dapat timbul beberapa minggu setelah infeksi awal, bahkan jika infeksi awal ringan atau tanpa gejala sekalipun.
Kondisi ini penting diperhatikan, pasalnya Israel melaporkan gejala long covid diyakini memengaruhi 10 persen pasien virus corona berusia 18 hingga 49 tahun.
Sebanyak 20 persen di antaranya berusia di atas 70 tahun, menurut laporan Yale baru-baru ini.
Jadi dalam persiapan sekolah tatap muka, penting bagi orang tua memerhatikan adanya gejala long covid yang mungkin dialami anak penyintas Covid-19.
(*)