Parapuan.co - Industri fashion merupakan salah satu industri yang terus mengalami perkembangan yang pesat dari waktu ke waktu.
Bagi Kawan Puan yang merupakan pelaku usaha di bidang fashion, mengetahui tren fashion terkini sangat penting agar kamu dapat terus bersaing.
Untuk membantu pelaku usaha di industri fashion, Stylo Indonesia - Grid Network, Kompas Gramedia baru saja merilis hasil riset yang dilakukan pada awal November ini, tepatnya 1-12 November 2021.
Survei tersebut bertajuk Stylo Fashion Shopping Landscape 2022 dan menyasar 1.627 responden yang 91 persen di antaranya adalah perempuan.
Survei ini dilakukan untuk mengetahui persepsi, preferensi, dan intensi responden dalam membeli produk fashion di tahun 2022.
Baca Juga: Ada Squid Game, Ini Ide Bisnis Fashion Terinspirasi Film dan Serial
Jadi, hasil survei ini akan sangat berguna untuk Kawan Puan yang memiliki bisnis di bidang fashion.
Pertama-tama, terkait tren fashion yang paling digemari dan berpotensi menjadi tren di tahun 2022, di mana 57 persen responden memilih hijab fashion.
Kemudian diikuti oleh tren simple minimalist sebanyak 45 persen, Korean style sebanyak 26 persen, sporty 12 persen, dan street style 10 persen.
Adapun delapan persen responden menjawab mereka tidak mengikuti tren fashion, tiga persen menyukai tren hypebeast, dan satu persen sisanya menjawab lain-lain.
Dalam hal warna, fashion item berwarna pastel menjadi warna favorit para responden, yakni dengan hasil sebanyak 58 persen.
Di posisi berikutnya, ada warna plain yang dipilih oleh 49 persen responden dan monokrom yang dipilih oleh 33 persen responden.
Ketiga warna ini menjadi pilihan karena cenderung sederhana dan cocok dipadupadankan.
Lebih lanjut, warna lain yang masuk ke dalam pilihan adalah warna earth tone, pattern, dan ethnic yang sama-sama berjumlah 21 persen.
Sisanya, yakni colorful dan lain-lain sebesar 17 persen serta satu persen.
Untuk preferensi brand, 94 persen responden memilih brand lokal sebagai destinasi membeli produk fashion, sedangkan enam persen sisanya lebih menyukai brand internasional.
Baca Juga: Alifya Yunita Bagikan Tips Mempertahankan Bisnis Fashion di Era Pandemi
Terkait preferensi belanja di produk fashion, dalam hal ini adalah offline shopping, mal menjadi pilihan yang mendominasi, yakni dengan responden sebanyak 62 persen.
Sedangkan 35 persen sisanya memilih pasar tradisional, 34 persen toko resmi, 21 persen distro, 19 persen butik, 16 persen bazaar, dan dua persen sisanya lain-lain.
Masih berkaitan dengan offline shopping, para responden dalam survei ini mempertimbangkan diskon dan promo beli satu gratis satu sebelum berbelanja, yaitu dengan jumlah 83 persen dan 71 persen.
Selain itu, 27 persen responden memilih paket bundling, 13 persen mempertimbangkan promo gratis ongkos kirim, dan satu persen sisanya tidak tertarik dengan promo.
Dalam hal online shopping, mayoritas responden, tepatnya 91 persen, lebih menyukai berbelanja produk fashion melalui marketplace.
Kemudian diikuti oleh official store sebanyak 31 persen di posisi kedua, 28 persen di fashion e-commerce, 16 persen di online shop Instagram, 10 persen di situs resmi, dan dua persen lain-lain.
Shopee menjadi pilihan marketplace favorit para responden dengan persentase sebanyak 91 persen.
Ada pula Tokopedia yang dipilih oleh 45 persen responden dan menduduki urutan kedua, lalu Lazada 35 persen, Blibli sembilan persen, JD.ID delapan persen, Bukalapak delapan persen, dan sisanya mengaku tidak berbelanja di semua marketplace tersebut.
Untuk e-commerce, Zalora menjadi favorit para responden untuk membeli produk fashion, yakni 54 persen.
Namun, para pelaku usaha yang menjual produk di e-commerce harus melakukan lebih banyak promosi karena 28 persen responden mengaku tidak membeli produk fashion secara online di e-commerce yang disebutkan.
Baca Juga: 4 Tips Jualan Pakai Fitur Shopee Live Ala Owner UpToFemale Fashion
Selain Zalora, beberapa e-commerce yang disebutkan antara lain Hijabenka (25 persen), Berrybenka (21 persen), Zilingo (19 persen), Hijup (12 persen), Pomelo (delapan persen), dan Bobobobo (tiga persen).
Selanjutnya, dalam hal produk fashion yang disukai oleh responden secara online, mayoritas biasanya membeli atasan (74 persen), hijab (63 persen), dan bawahan (48 persen).
Fashion item sisanya adalah home wear (36 persen), tas (30 persen), sepatu (27 persen), pakaian dalam (22 persen), pakaian olahraga (14 persen), aksesori (14 persen), dan lain-lain (dua persen).
Saat berbelanja produk fashion secara online, responden akan mempertimbangkan kualitas dan harga yang ditawarkan oleh brand, di mana masing-masing poin itu memiliki persentase sebesar 67 persen.
Jika beli satu gratis satu banyak disukai di offline shopping, di online shopping mayoritas responden lebih menyukai produk yang diskon (80 persen) dan gratis ongkos kirim (76 persen).
Baca Juga: 3 Tips Melatih Kepercayaan Diri untuk Menjadi Pebisnis dari Alifya Yunita
Setiap bulannya, responden mengalokasikan bujet sebanyak Rp 101.000-300.000 untuk membeli produk fashion.
Itulah sejumlah hasil riset yang dilakukan oleh Stylo Indonesia, yang bisa Kawan Puan manfaatkan untuk menyusun strategi bisnis fashion ke depannya.
Menyesuaikan produk yang dijual tidak lebih dari Rp 300.000 dan menentukan marketplace atau e-commerce untuk menjual produk fashion akan membantu kamu menggaet lebih banyak konsumen.
Semoga hasil survei ini dapat membantu, ya! (*)