Parapuan.co - Bertepatan dengan Hari AIDS Sedunia di 1 Desember 2021, kita kembali diingatkan bahwa AIDS adalah penyakit yang berbahaya.
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) adalah kondisi kronis yang berpotensi mengancam jiwa yang disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV).
Pasalnya, HIV merusak sistem kekebalan dan mengganggu kemampuan tubuh kamu untuk melawan infeksi dan penyakit.
Alhasil, orang yang mengalami HIV itu lebih rentan terkena penyakit.
HIV adalah infeksi menular seksual ini biasanya juga didapatkan dari seseorang yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu dan tidak menggunakan kondom.
Baca Juga: Selain Bantu Mencegah Asma, Ini 4 Manfaat Pohon bagi Kesehatan Fisik
Dalam arti lain orang tersebut melakukan hubungan seksual yang tidak bertanggung jawab.
Akan tetapi, selain karena hubungan seksual, HIV juga dapat ditularkan karena hal lainnya yang tentunya tidak kalah berisiko.
HIV juga bisa menyebar melalui kontak dengan darah yang terinfeksi atau dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan atau menyusui.
Selain itu, dengan banyaknya stigma yang terkait penderita HIV/AIDS, kamu juga perlu tahu apa saja penyebab menularnya penyakit ini selain seks.
Melansir dari Mayo Clinic, selain berhubungan seksual, ini 3 hal yang bisa menjadi penyebab penularan HIV. Apa saja?
1. Berbagi jarum suntik
Berbagi jarum dengan seseorang bikin kamu lebih berisiko mengalami HIV. Mengapa demikian?
Dengan berbagai perelengkapan suntik, maka jarum dan alat suntik lainnya yang telah terkontaminasi dapat menyebabkan orang lain terkena virus.
Selain bisa menularkan HIV, seseorang yang berbagi jarum suntik dengan orang lain juga berisiko mengalami hepatitis.
Baca Juga: 5 Efek Samping Umum Menggunakan Behel, Bisa Jadi Bahan Pertimbangan!
2. Transfusi darah
Dalam beberapa kasus, penularan HIV bisa terjadi melalui transfusi darah.
Akan tetapi, beruntungnya teknologi medis sudah berkembang, sehingga darah yang didonorkan akan dilakukan uji kelayakan.
Bukan hanya darah yang didonorkan, apabila ada organ yang disumbangkan, maka diuji pula.
Dengan uji kelayakan tersebut, maka penerima donor darah maupun donor organ memiliki risiko rendah terinfeksi HIV.
3. Kehamilan, persalinan, maupun menyusui
Selama masa kehamilan atau persalinan serta melalui menyusui, seorang perempuan dapat menularkan virus ke anaknya.
Oleh karena itu, penting sekali bagi ibu yang dinyatakan HIV-positif untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Tujuannya agar infeksi selama kehamilan itu tidak diturunkan kepada bayinya.
Nah, Kawan Puan, dengan membaca ulasan di atas, dapat diketahui bahwa penularan HIV itu bukan hanya karena hubungan seksual.
Dengan mengetahui hal tersebut, maka penting bagi kamu untuk menghindari perilaku berisiko yang dapat menyebabkan HIV, ya. (*)