4. Masalah Tidur
Ketika dokter dan profesional kesehatan mental sedang mempertimbangkan diagnosis depresi, gangguan tidur adalah salah satu gejala "inti" yang mereka cari.
Orang yang mengalami depresi sering mengalami kesulitan tidur.
Masalah dapat berkisar dari berjuang untuk jatuh atau tetap tidur, tidak bisa tidur nyenyak, atau tidur terlalu banyak.
Hubungan antara depresi dan tidur berjalan dua arah, karena kesulitan tidur karena alasan apa pun (seperti kondisi medis seperti sleep apnea) meningkatkan risiko seseorang terkena depresi.
Baca Juga: Ini Faktor Risiko dan Cara Mencegah Depresi Pasca Melahirkan pada Pria
5. Kelelahan
Orang yang mengalami depresi sering merasa bahwa tidak peduli berapa lama mereka tidur, mereka tidak pernah merasa istirahat.
Mereka mungkin mengalami kesulitan untuk bangun dari tempat tidur di pagi hari atau kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti mandi atau melakukan pekerjaan rumah tangga.
Meskipun memiliki energi yang rendah tentu dapat dikaitkan dengan kurang tidur, penelitian telah menunjukkan bahwa hubungan antara depresi dan kelelahan lebih kompleks.
Depresi dan kelelahan dapat menjadi bagian dari siklus di mana energi rendah yang berkelanjutan dan penurunan motivasi memperburuk depresi.
6. Gejala Psikomotor
Istilah "psikomotor" mengacu pada gejala yang membuat seseorang merasa seolah-olah mereka berpikir dan/atau bergerak dengan kecepatan yang berbeda dari biasanya.
Misalnya, beberapa orang dengan depresi menganggap pikiran mereka lamban dan merasa gerakan mereka tampak berat. Yang lain mengalami gejala di ujung spektrum yang berlawanan.
Mereka mungkin mengatakan bahwa mereka " tidak bisa duduk diam," atau merasa gelisah, gelisah, dan gelisah.
Secara mental, mereka mungkin mengalami pikiran cemas atau bahkan mengganggu.