Parapuan.co - Perkembangan fashion di dunia telah menciptakan berbagai tren baru, salah satunya yang populer adalah sustainable fashion.
Sustainable fashion merupakan praktik fashion yang mengedepankan nilai-nilai yang berkelanjutan, bukan hanya dari aspek lingkunganm tapi juga kemanusiaan.
Tren fashion yang berkelanjutan semakin digemari seiring berjalannya waktu lantaran saat ini sudah banyak orang yang mulai memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.
Bukan tanpa sebab, pasalnya industri fashion merupakan industri yang menyumbang banyak limbah dan menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan lingkungan.
Maka dari itu, untuk menekan dampak negatif yang ditimbulkan oleh industri ini, banyak yang pada akhirnya mulai beralih ke produk fashion yang ramah lingkungan.
Jika Kawan Puan merupakan pemilik bisnis di bidang fashion, kamu juga bisa menerapkan konsep fashion berkelanjutan ini, lo, untuk ikut berkontribusi dalam mengurangi limbah pakaian.
Berikut ini sejumlah tips yang bisa pemilik brand fashion coba terapkan untuk beralih ke fashion berkelanjutan, seperti dijelaskan oleh founder of Sustainable Fashion ID, Jeanny Primasari, dalam acara Together(E) - International Virtual Modest Fashion Summit, yang diadakan pada Minggu (5/12/2021).
Baca Juga: Ini Kelebihan dan Kekurangan Modest Fashion di Indonesia Menurut Franka Soeria
1. Tentukan target penjualan
Dalam rangka mendukung fashion yang berkelanjutan, seorang pemilik brand fashion tentunya harus memilih bahan-bahan, pewarna, sampai metode produksi produk yang ramah lingkungan.
Namun, di samping itu semua, Jeanny mengatakan bahwa penting bagi brand untuk menentukan secara rinci siapa yang menjadi target penjualannya.
Hal ini harus dilakukan untuk menghindari stok produk yang menumpuk dan berakhir menjadi limbah.
“Sebuah brand yang ingin sustainable perlu meruncingkan target sales-nya. Supaya nantinya tidak banyak dead stock,” ujar Jeanny Primasari dalam talkshow 'Sustainable Fashion A to Z'.
2. Tingkatkan efisiensi pemakaian kain
Selanjutnya, Kawan Puan yang merupakan pemilik brand fashion juga perlu memastikan bahwa kamu sudah menghitung fabrics consumption ratio secara matang.
Pasalnya, bahan kain merupakan bagian terpenting dalam sebuah produk fashion yang menghabiskan 60 sampai 70 persen dari total harga produksi.
“Kemudian yang kedua, meningkatkan efisiensi pemakaian kain atau fabrics consumption ratio-nya. Kalau pun tidak sampai nol, tapi paling enggak (kain) percanya diminimalkan,” jelasnya.
Jika memungkinkan, dalam proses produksinya, pemilik brand juga bisa menerapkan metode zero waste.
Misalnya, seperti yang disebutkan sebelumnya, yakni dengan memilih bahan sampai pewarna pakaian yang ramah lingkungan.
Baca Juga: Catat, Ini 3 Faktor yang Memengaruhi Kesuksesan Bisnis Modest Fashion
3. Pikirkan limbah produk ketika sudah tak lagi dipakai
Fashion berkelanjutan tidak hanya fokus pada proses pembuatan produk, tetapi juga fokus pada limbah produk ketika konsumen sudah tidak lagi memakai produk fashion tersebut.
Dalam hal ini, brand bisa mencoba mencari cara bagaimana agar produknya tidak berakhir sebagai limbah di tempat pemrosesan akhir (TPA).
“Dan yang pasti memikirkan bagaimana cara untuk close the loop, jadi gimana cara produk yang mereka produksi nanti setelah habis masa pakainya bisa kembali ke company mereka sendiri untuk diproses limbahnya secara aman,” katanya.
“Tapi sebenarnya tidak harus kembali ke mereka, tetapi bagaimana produk tersebut tidak berakhir di TPA. Itu sudah harus didesain sejak awal, bukan diserahkan begitu saja ke konsumen,” sambung Jeanny.
4. Mulai dari hal kecil
Kawan Puan, apabila kamu saat ini masih merintis bisnis fashion kecil-kecilan, kamu juga bisa, lo, menerapkan konsep fashion berkelanjutan.
Jeanny menyarankan, brand UKM atau startup bisa memulai fashion berkelanjutan dari hal-hal kecil terlebih dahulu.
Misalnya, dengan mengganti packaging produk menjadi lebih ramah lingkungan, atau mungkin mengganti label produk yang tadinya berbahan plastik menjadi kertas.
“Tapi kalau belum bisa, mungkin bisa mulai dari hal kecil, seperti packaging yang enggak terlalu banyak plastik baru. Mungkin bisa pakai plastik yang reused,” imbuh Jeanny.
“Kemudian label, kadang bahannya masih ada yang plastik, bukan kertas. Hal-hal kecil ini bisa dipikirkan kembali,” tuturnya lagi.
Baca Juga: Ini Tips Bersaing di Industri Fashion Tanah Air dari Pemilik Brand Lokal 3MONGKIS
5. Edukasi konsumen
Jeanny kemudian juga menyarankan bahwa apabila hal-hal yang disebutkan di atas belum memungkinkan untuk dilakukan, pemilik brand bisa mulai menerapkan fashion berkelanjutan.
Seperti dengan cara memberikan edukasi ke konsumen mereka, sebagai contoh melalui konten-konten di media sosial.
“Cara yang murah meriah untuk suatu brand kalau ingin sustainable, mulailah dengan melakukan edukasi ke konsumen, seperti cara merawat pakaian sehingga bajunya lebih awet,” ujarnya.
Dengan melakukan edukasi tentang fashion berkelanjutan, brand secara tidak langsung juga bisa mengajak konsumennya untuk peduli dengan lingkungan.
“Ketika brand belum bisa mengikuti zero waste, paling tidak mereka tidak zero action,” tutup Jeanny. (*)