Setali Indonesia mengajarkan cara mengolah sampah baju dan kain untuk dijadikan karya yang memiliki nilai lebih.
"Misalnya, kalau ada baju bolong, kita perbaiki, kita kasih kerah lagi atau kita redesign lagi," cerita perempuan yang akrab dipanggil Indi tersebut.
Setali Indonesia juga aktif melaksanakan workshop custom made, dimana orang bisa datang dengan membawa baju mereka yang sudah usang untuk kemudian di-upcycling.
"Misi kita untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya sustainable fashion dan circular fashion, karena memang sudah seharusnya kita bergerak ke arah sana," ujar Indi lagi.
Ia percaya bahwa mode berkelanjutan dengan menerapkan upcycling bukanlah sebuah tren, melainkan sudah harus jadi bagian dari gaya hidup.
Pasalnya, seperti tujuan utama Setali Indonesia adalah mengurangi limbah fashion dan dampaknya bagi lingkungan.
Baca Juga: Jangan Disepelekan! Ini Dampak Fast Fashion dan Perilaku Konsumtif Pada Ancaman Limbah Pakaian
"Jadi daripada dibuang (pakaiannya), mending dibuatkan sebuah karya baru dengan cara upcycling," papar Indi lagi.
Ia sendiri melihat bahwa dibandingkan lima tahun lalu Setali Indonesia berdiri, sudah semakin banyak masyarakat yang peduli dengan gerakan-gerakan sustainable fashion.
Bahkan, para pelaku usaha fashion juga mulai melirik strategi-strategi desain yang berkelanjutan seperti apa.