Parapuan.co - Kawan Puan, rangkaian program Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 sudah dimulai.
Indonesia pun menjalankan tugasnya sebagai ketua dalam konferensi global yang penting ini.
Pada Selasa (7/12/2021), ada sekitar 38 negara di dunia yang menghadiri Sherpa Track Meeting.
Dalam kesempatan ini, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi membahas soal isu-isu yang akan menjadi fokus Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
Menurut pemaparan Menlu Retno, ada tiga hal yang menjadi fokus utama Indonesia dalam konferensi.
Baca Juga: Presiden Jokowi Angkat Tema Pemulihan Ekonomi untuk Presidensi KTT G20 Indonesia
Indonesia akan membedah isu urgensi global, mulai dari penanganan pandemi, isu lingkungan, hingga pencapaian sustainable development goals (SDGs).
"Saya tekankan tiga prioritas Indonesia, yaitu membangun arsitektur kesehatan dunia yang lebih kuat, transisi energi, dan transformasi digital," kata Menlu Retno dalam konferensi pers First G20 Sherpa Meeting, dikutip dari Kompas.com.
Bagi Retno, konferensi G20 ini akan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat global dan berbagai negara di dunia.
G20 bisa menjadi aksi yang memimpin pemulihan ekonomi global pasca pandemi Covid-19.
Diketahui, selama pandemi Covid-19 berlangsung, banyak negara yang harus mengalami kesulitan ekonomi dan membutuhkan bantuan pemimpin global.
Menjamah seluruh negara di dunia, inklusivitas menjadi kata kunci utama konferensi G20 tersebut.
Recover Together Recover Stronger juga menjadi tema dari G20, yang memiliki arti pemulihan bersama dapat mendorong negara-negara untuk bangkit lebih kuat.
Negara-negara pada konferensi G20 diharapkan dapat bersama-sama menjawab tantangan di pandemi Covid-19.
"G20 tidak memiliki alternatif kecuali mengambil tanggung jawab agar dapat menghasilkan yang konkret," tegas menteri Retno.
"Kita menjawab tantangan global dari pandemi, lingkungan, sampai pencapaian SDGs," sambungnya.
Baca Juga: Berhasil Tangani Masalah Alam, Pangeran Charles Puji Jokowi di KTT G20
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto juga hadir dalam pertemuan tersebut.
Baginya, dari 150 pertemuan, pertemuan pertama tersebut merupakan awal dimulainya keketuaan Indonesia dalam G20.
Penanganan pandemi Covid-19 menjadi fokus utama yang disoroti oleh Airlangga Hartarto, terlebih dengan munculnya varian Omicron.
"Omicron muncul dari Afrika yang vaksinasi rate-nya baru 20 persen, seluruh Afrika rata-rata baru 10 persen," ucap Airlangga.
"Pandemi mengganggu recovery rate," tambahnya.
Dalam rangkaian KTT G20 ke depan, Indonesia akan mendorong ASEAN untuk menjadi pusat produksi vaksin berbasis mRNA.
Baca Juga: Indonesia Terpilih Menjadi Tuan Rumah G20 Empower Tahun 2022, Acara Apakah Ini?
Airlangga Hartato menilai 3 isu yang menjadi fokus utama Indonesia tersebut sifatnya pro rakyat.
Isu tersebut juga dapat menjadi pemandu bagi keputusan pemerintah Indonesia. (*)