Parapuan.co - Film Yuni karya Kamila Andini berkisah tentang perempuan remaja cerdas yang memiliki mimpi besar untuk melanjutkan kuliah.
Akan tetapi, di lingkungan tempat tinggalnya masih terdapat permasalahan sensitif terkait patriarki, seks, pendidikan, dan pernikahan dini.
Selaras itu, salah satu isu yang diceritakan di film Yuni adalah banyaknya perempuan yang dipaksa menikah muda dan hamil di bawah usia 20 tahun.
Baca Juga: Keguguran Hingga Kelahiran Prematur, Ini Daftar Komplikasi Pada Ibu Hamil yang Perlu Diwaspadai
Faktanya, fenomena pernikahan remaja masih sering terjadi di Indonesia. Sementara, banyak perempuan yang tidak mempersiapkan kehamilan dengan matang.
Kategori usia yang termasuk kehamilan di usia remaja yaitu 20 tahun ke bawah. Padahal, usia anak di Indonesia hingga 18 tahun.
Saat fisik ibu belum cukup kuat untuk mengandung di usia remaja, apa risiko bagi bayinya?
Risiko pada bayi
Melansir Revere Health, kurangnya perawatan prenatal dini dan teratur pada ibu hamil di usia remaja dapat meningkatkan faktor risiko bayi lahir prematur.
Bayi prematur dilahirkan sebelum usia kehamilan 37 minggu. Sementara, kehamilan yang sehat itu berlangsung selama 40 minggu.
Bayi lahir dengan berat yang rendah ini juga faktor risiko dari penggunaan obat-obatan saat hamil, terutama di atas kehamilan 25 minggu.
Kamu perlu tahu bahwa rata-rata bayi prematur memiliki berat badan di bawah 2,5 kg dengan tinggi badan kurang dari 46 cm.
Tergantung pada seberapa prematur bayinya, hal ini dapat menyebabkan kesulitan seumur hidup dengan kesehatan dan perkembangan.
Baca Juga: Audi Marissa Melahirkan di Usia Kandungan 31 Minggu, Apa Penyebab Bayi Lahir Prematur?
Seperti dikutip dari Healthline, bayi dengan berat badan kurang dapat mengalami kesulitan bernapas dan menyusu saat masih bayi.
Saat dewasa, bayi dengan berat badan kurang lebih rentan terhadap penyakit seperti diabetes dan penyakit jantung.
Berat badan lahir rendah juga memengaruhi perkembangan otak, termasuk kesulitan belajar dan keterlambatan perkembangan motorik dan sosial.
Selain memiliki peningkatan risiko kekurangan berat badan, bayi yang lahir dari ibu remaja juga memiliki risiko kematian bayi yang lebih tinggi.
Risiko kehamilan di usia remaja memang sangat tinggi, maka tidak direkomendasikan untuk hamil di usia pubertas ini.
Sangat penting untuk melakukan konsultasi rutin dengan dokter spesialis kandungan untuk memantau perkembangan janin pada ibu remaja.
Selain itu, penting mencukupi nutrisi sehat mulai dari zat besi, asam folat, kalsium, vitamin, lemak, serat, protein, dan karbohidrat.
Kesiapan melahirkan dan juga dukungan dari orang-orang terdekat perlu diperhatikan untuk menunjang kehamilan yang sehat. (*)
Baca Juga: Banyak Jadi Pertanyaan Perempuan, Bisakah Kelahiran Prematur Dicegah?