Lebih dari itu, upaya ini sekaligus mencegah terjadinya masalah kekerasan dalam rumah tangga dan rasa tidak hormat yang mungkin dilakukan anak di masa depan.
Di saat yang sama, orang tua juga bisa mulai bisa bicara terbuka kepada anak tentang pentingnya sikap menghormati perempuan.
Sembari membicarakannya, kamu bisa menanyakan pendapat mereka dan gali lebih dalam soal responsnya. Diskusi dapat membantu meningkatkan empati dan beberapa perspektif, sehingga anak laki-laki memiliki kesadaran sosial dan hati nurani.
Anak Laki-Laki 12-18 Tahun
Untuk anak usia remaja laki-laki, Kawan Puan perlu mengajarkan perihal keintiman, consent, dan batasan.
Tak hanya itu, remaja laki-laki juga harus diberitahu bahwa seks bukan hanya aktivitas fisik namun juga melibatkan emosional.
Baca Juga: Persiapan Sekolah Tatap Muka, 5 Cara Mencegah Kecanduan Gadget pada Anak
Sementara, memisahkan keintiman dengan emosi cenderung menyebabkan miskomunikasi dan pemaksaan seksual.
Perlu ditegaskan juga bahwa remaja laki-laki tidak boleh menyentuh seorang perempuan tanpa persetujuan eksplisit dari pihak perempuan, apa pun bentuknya.
Sampaikan apapun bentuk penolakan, maka tidak boleh dilakukan. Dalam menyampaikan ini, Kawan Puan juga bisa memberikan contoh situasi dan risiko perbuatannya itu.
Mengajarkan remaja laki-laki untuk tidak mementingkan diri sendiri dan berperilaku lembut, mengenalkan mengenai konsep batasan yang harus dihargai, tanpa tawar menawar juga penting dilakukan.
Melakukan upaya di atas akan membuat anak laki-laki secara perlahan mampu menghargai perempuan dalam interaksi sosialnya.
Oleh karena itu, mengajarkan anak laki-laki dalam menghargai perempuan menjadi hal yang penting dilakukan orang tua dalam persiapan sekolah tatap muka.
(*)