Selain itu, jika kandungan air dalam produk kecantikan dikurangi, penggunaan bahan pengawet juga bisa dikurangi.
Kawan Puan tak hanya itu, ada beberapa dampak positif dari konsep waterless beauty ini bagi lingkungan.
Pertama, dengan waterless beauty, kemasan produk akan lebih sedikit diproduksi mengingat bentuk dari produk kecantikan yang tidak lagi cair atau mudah tumpah.
Lalu dengan umur simpan produk kecantikan waterless beauty ini juga lebih lama karena minimnya kandungan air dan penggunaan bahan pengawet.
Dengan kemasan yang semakin minim dan umur simpan lebih lama, maka emisi karbon dari proses pembuatan kemasan tersebut bisa ditekan.
Baca Juga: Lebih Ramah Lingkungan, Ini Perbedaan Blue Beauty dan Green Beauty
Selain itu, pencemaran lingkungan akibat limbah kemasan produk kosmetik juga akan berkurang.
Hal yang sama juga disampaikan Dr Isabel Ramos, co-founder dan CSO Ayuna, brand skincare yang juga mengusung konsep waterless beauty.
Dr. Isabel mengatakan bahwa konsep waterless beauty tidak hanya membantu industri kecantikan mengurangi penggunaan air, tetapi juga membantu dalam mengurangi jejak karbon.
“Dalam waterless beauty, tidak hanya konsumsi air yang berkurang untuk produksi, tetapi jejak karbon juga bisa kurangi, mengingat produk tersebut tidak akan membutuhkan banyak kemasan, sehingga penggunaan plastik bisa diminimalkan,” ungkapnya.
Alternatif pengganti air
Kawan Puan, untuk mengusung konsep waterless beauty tentunya diperlukan alternatif pengganti air dalam kandungan produk kecantikan.
Menurut Dr. Isabel, sari dari buah-buahan merupakan bahan terbaik sebagai pengganti penggunaan air di dalam produk kecantikan.