Korban Pemerkosaan Guru Pesantren Trauma Berat, Apa Akibatnya bagi Kesehatan Mental?

Ericha Fernanda - Jumat, 10 Desember 2021
Korban pemerkosaan guru pesantren mengalami trauma berat
Korban pemerkosaan guru pesantren mengalami trauma berat kieferpix

Parapuan.co - Kawan Puan, kekerasan seksual terhadap perempuan terjadi lagi. Kali ini, beberapa santriwati diperkosa oleh guru pesantren di Bandung, Jawa Barat.

Bahkan salah satu korban pemerkosaan tersebut sampai berteriak ketakutan dan menutup telinga saat mendengar suara pelaku, Herry Wirawan (HW).

Peristiwa tersebut terjadi saat persidangan tertutup yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Bandung beberapa waktu lalu. 

Jaksa Kejari Bandung, Agus Mudjoko, menceritakan bagaimana kondisi korban saat ini yang mengalami trauma berat.

Baca Juga: Kisah Orangtua Korban Perkosaan Guru Pesantren, Dunia Bak Hancur saat Anak Pulang Bawa Bayi

"Iya pasti (trauma), waktu (suara terdakwa) diperdengarkan (melalui) speaker, si korban tutup telinga sambil menjerit sampai tak tahan lagi dengar suaranya (terdakwa)," kata Agus di Kantor Kejati Jabar, Kota Bandung, Rabu (8/12/2021), menutip Kompas.com.

Bahkan, Agus juga mengaku jika tidak tahan dan menangis melihat kepedihan yang dialami korban pemerkosaan tersebut.

"Enggak tahan saya lihat kepedihannya, nangis," imbuhnya.

Ia melanjutkan, ada korban lainnya yang memberanikan diri hadir dalam persidangan dalam kondisi lemas karena baru melahirkan tiga minggu lalu.

Berkaca dari kasus pemerkosaan tersebut, penting untuk diketahui Kawan Puan apa itu trauma dan dampaknya bagi kesehatan mental.

Trauma atau post-traumatic stress adalah kondisi psikologi yang terjadi sebagai akibat dari peristiwa buruk yang menimpa diri seseorang.

Penyebab trauma dapat datang dari mana saja, termasuk kekerasan seksual, bencana, kecelakaan, dan aktivitas yang menakutkan lainnya.

Jika trauma tersebut tidak dapat dikelola dengan baik, maka seseorang berpotensi mengalami trauma berat dan bahkan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

Baca Juga: Penyintas Kekerasan pada Perempuan Dapat Mengalami PTSD, Apa itu?

"PTSD itu kondisi di mana seseorang mengalami traumatic events, gangguan stres yang disebabkan salah satunya melalui sexual harassment atau sexual abuse," kata Reynitta Poerwitto, psikolog klinis di Eka Hospital BSD, kepada PARAPUAN.

Menurut Reynitta, PTSD mengakibatkan gangguan kecemasan yang membuat penderitanya teringat pada pengalaman traumatis.

Akibat trauma, seseorang dapat merasa cemas, berpikir negatif terus-menerus, bakan mengganggu kegiatan sehari-hari.

"Pengalaman itu sering teringat atau having flashback dengan emosi yang sangat berlebihan as if it was yesterday," ujar Reynitta.

Ia menambahkan, emosi seseorang yang mengalami pengalaman traumatis sama sekali tidak berkurang.

Orang dengan trauma berat akan mengingat setiap detail dan kronologi dari pengalaman buruk tersebut.

"Emosinya sama sekali tidak berkurang, persis seperti waktu dia mengalami pengalaman traumatis itu," imbuhnya.

Apabila sudah berkembang menjadi gangguan, secara umum seseorang menjadi kesulitan berfungsi dalam kesehariannya karena trauma berat.

Kawan Puan, mengalami trauma berat tentunya berdampak buruk bagi psikologis karena pengalaman tersebut sulit hilang dari pikiran.

Bagaimana pun bentuk traumanya, sangat penting untuk sembuh.

Untuk itu, segera dapatkan bantuan psikolog atau psikiater untuk mengelola trauma agar lebih baik.

Baca Juga: Efek Trauma Korban Kekerasan pada Perempuan di Bawah Umur

(*)

Sumber: Kompas.com,Wawancara
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja