Parapuan.co - Di Hari Gunung Internasional ini, harus dipahami bahwa salah satu risiko yang bisa dialami oleh pendaki gunung adalah hipotermia.
Apa itu hipotermia?
Melansir dari WebMD, hipotermia merupakan penurunan suhu tubuh yang berpotensi berbahaya, biasanya disebabkan oleh paparan suhu dingin yang terlalu lama.
Di mana suhu tubuh itu bisa menurun drastis hingga di bawah 35 derajat celsius.
Di saat tubuh jauh di angka normal yakni 37 derajat celsius, maka fungsi sistem saraf dan organ tubuh lainnya akan mengalami gangguan.
Baca Juga: 5 Jenis Vaksin yang Harus Dapat Dilakukan Sebelum Perempuan Menikah
Buruknya lagi, apabila kondisi ini tidak segera ditangani, hipotermia dapat menyebabkan gagal jantung, gangguan sistem pernapasan, hingga kematian.
Adapun berbagai gejala hipotermia pada orang dewasa yang sebaiknya disadari, yakni:
- Menggigil, yang mungkin berhenti saat hipotermia berlanjut (menggigil sebenarnya adalah pertanda baik bahwa sistem pengaturan panas seseorang masih aktif)
- Pernapasan lambat dan dangkal
- Kebingungan dan kehilangan ingatan
- Mengantuk atau kelelahan
- Bergumam
- Kehilangan koordinasi, tangan meraba-raba, dan langkah tersandung
- Denyut nadi yang lambat dan lemah
- Pada hipotermia berat, seseorang mungkin tidak sadarkan diri tanpa tanda-tanda pernapasan atau denyut nadi yang jelas
Tak hanya orang dewasa, bayi pun juga dapat mengalami hipotermia, berikut ini gejalanya:
- Tubuh dingin saat disentuh
- Kulit merah cerah
- Energi rendah
Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Kenali Apa itu Perimenopause?
Diagnosis hipotermia
Mengenali gejala adalah langkah pertama dalam mendiagnosis hipotermia.
Sementara penggunaan termometer itu merupakan cara untuk memastikan suhu inti tubuh serta membantu memastikan diagnosis hipotermia.
Berbagai suhu hipotermia pun harus dipahami, yakni:
1. Hipotermia ringan: 32-35 derajat celcius
2. Hipotermia sedang: 27-32 derajat celcius
3. Hipotermia parah: Lebih rendah dari 27 derajat celcius
Lantas, bagaimana cara mengatasi hipotermia?
Hipotermia adalah kondisi yang berpotensi mengancam jiwa yang membutuhkan perhatian medis darurat.
Jika perawatan medis tidak segera tersedia, maka hal yang harus dilakukan yakni:
- Lepaskan semua pakaian basah, topi, sarung tangan, sepatu, dan kaus kaki.
- Lindungi orang tersebut dari angin, angin kencang, dan kehilangan panas lebih lanjut dengan pakaian dan selimut yang hangat dan kering.
- Pindahkan perlahan ke tempat perlindungan yang hangat dan kering sesegera mungkin.
- Mulailah menghangatkan orang itu dengan pakaian ekstra. Gunakan selimut hangat. Barang-barang bermanfaat lainnya untuk pemanasan adalah: selimut listrik ke area batang tubuh dan paket panas dan bantalan pemanas di batang tubuh, ketiak, leher, dan selangkangan; Namun, ini dapat menyebabkan luka bakar pada kulit. Gunakan panas tubuh Anda sendiri jika tidak ada lagi yang tersedia.
- Ambil termometer untuk mengukur suhu
- Orang yang mengalami hipotermia disarankan untuk minum cairan hangat, tetapi hindari alkohol dan kafein.
- Jangan mencoba memberikan cairan kepada orang yang tidak sadar.
Nah jika ketika naik gunung dan tiba-tiba ada orang yang mengalami hipotermia, namun belum ada bantuan medis, maka segera lakukan cara di atas ya. (*)
Baca Juga: Waspada, Ini Efek Negatif Tekanan Darah Tinggi yang Tidak Terkontrol