"Bayi 0-3 bulan ternyata saat kita ajak komunikasi, mengeluarkan suara “eng-eng” ternyata sedang berbicara. Setelah tahapan tersebut, bayi biasa babbling," ujar dr. Ajeng.
"Ketika anak 12-18 bulan sudah bisa bicara minimal 3-6 kata dengan aktif, umumnya memanggil mama dan papa," tambah dr. Ajeng.
"Namun, ketika anak perkembangannya tidak sesuai dengan usianya, maka orang tua harus mewaspadai tentang perkembangan bicara anak," ujarnya lagi dalam acara Fiveghthing Jungle Babies Bogor bersama Vitamin Generos.
Lalu, dr. Ajeng melanjutkan, orang tua harus aktif dan peka terhadap grafik perkembangan anak melalui imunisasi atau saat kontrol ke dokter anak.
Saat kunjungan, umumnya orang tua dapat berkonsultasi tentang pemantauan pertumbuhan anak yang terlihat di kolom atau grafik perkembangan anak buku KIA.
Baca Juga: Anak Alami Keterlambatan Bicara, Ini Penyebab, Gejala, dan Penanganannya
Dampak Speech Delay
Speech delay berkaitan dengan bahasa verbal anak. Ketika anak berinteraksi atau bersosialisasi anak membutuhkan kata-kata ataupun bicara.
Namun, nyatanya anak dapat bersosialisasi dengan anak lain atau anak seumuran tidak hanya menggunakan bahasa verbal tapi juga bisa menggunakan bahasa tubuh.
Lalu, dr. Ajeng mecontohkan ketika anak dua tahun baru bisa mengucapkan satu atau dua kalimat. Ia cenderung menggunakan bahasa tubuh untuk berbicara dengan temannya.
Misalnya cuma "ehh ehh" dengan menatap mata temannya. Maka hal itu pun secara tidak langsung mereka sudah berinteraksi.
Namun, ketika anak sudah memasuki usia 5 tahun mengalami keterlambatan bicara, anak akan kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain.
Maka, orang tua perlu memberikan stimulasi secara intensif mulai dari keluarga inti dan mencukupi asupan nutrisi yang baik untuk anak.