Sebelum terjun ke dunia social enterprise, Nicky sudah mencoba berbagai pekerjaan, mulai dari guru les bahasa Inggris hingga bekerja di perusahaan multinasional.
Perempuan berusia 31 tahun ini mengemban pendidikan S1 di program studi Psikologi di Universitas Tarumanegara pada tahun 2009 sampai 2014.
Kemudian, pada tahun 2016, Nicky mendapat beasiswa dari perusahaan tempatnya bekerja untuk melanjutkan pendidikan S2 di Institut Teknologi Bandung dan mendapatkan gelar Master of Business Administration.
Berawal dari mimpi sederhana
Saat kecil, Nicky tidak pernah berpikir untuk membantu komunitas penyandang disabilitas di Indonesia untuk berdaya bersama-sama.
Baca Juga: Sosok Hillary Brigitta Lasut, Politikus Perempuan Anggota DPR Termuda
Dulu, Nicky kecil tumbuh dengan mimpi yang sederhana, yakni untuk bisa tampil di layar kaca.
“Mimpi aku sejak kecil itu simple, mau masuk TV. Lahir sebagai seorang penyandang disabilitas di Indonesia, membuat kita sulit untuk bermimpi, karena stigma dan persepsi dari masyarakat itu sangat tinggi,” jelasnya.
Ketika ditanya tentang sosok yang menginspirasinya, Nicky mengatakan bahwa ia dulu mengagumi Endang Kusuma Inten Soeweno, Menteri Sosial Indonesia ke-22.
“Beliau ini (Endang) adalah menteri sosial yang disabilitas, punya tangan palsu. Jadi aku punya harapan dan mimpi dengan melihat beliau di TV. Bukan ingin jadi menteri sosial, tapi pingin masuk TV,” kenang Nicky tentang mimpi masa kecilnya.
“Jadi apa yang aku lakukan itu bukan dipandang sebagai disabilitasnya, tetapi dipandang sebagai kemampuan aku. Mimpiku adalah menjadi seseorang yang berdaya,” sambungnya.