Parapuan.co - Kawan Puan, penting sekali untuk mengajarkan anak bagaimana cara mengakui kesalahan dan berani meminta maaf.
Sejatinya, minta maaf adalah respons terhadap perbuatan yang telah dilakukan, baik disengaja maupun tidak disengaja.
Dengan begitu, anak mampu menanggapi situasi dengan bijaksana dan menyingkirkan potensi dendam di dalam hatinya.
Selain itu, hal ini juga mencegah anak-anak tumbuh menjadi seorang pecundang yang lari dari masalah tanpa bersedia menghadapinya.
Baca Juga: 7 Kebiasaan Baik Orang Tua yang Disukai Anak, Salah Satunya Minta Maaf
Melansir dari Mindbodygreen, berikut lima cara mengajarkan anak berani minta maaf dan mengakui kesalahan.
1. Memilih untuk minta maaf
Minta maaf atau memaafkan orang lain harus dipilih dan diputuskan dengan sadar, tulus, serta tanpa paksaan.
Ajarkan pada anak bahwa minta maaf bukan berarti kalah atau tunduk, melainkan cara menghadapi masalah dengan mengakuinya.
Beri tahu bahwa minta maaf tidak membuatnya rugi atau kehilangan, justru langkah efektif untuk memperbaiki diri dan hubungan dengan orang lain.
2. Jadilah teladan
Mengajarkan pada anak berarti mengingatkan diri sendiri juga atas pentingnya minta maaf kepada sesama.
Janganlah ragu dan gengsi jika kamu sebagai orang tua minta maaf terlebih dahulu kepada anak, ini justru perilaku baik.
Tanpa memandang siapa yang lebih tua, mengakui kesalahan dan minta maaf perlu dilakukan oleh siapa saja.
Baca Juga: Jika Orang Tua Bersalah, Bagaimana Cara Bijak Meminta Maaf pada Anak?
3. Terapkan minta maaf setiap hari
Ajarkan anak supaya tidak hanya minta maaf di hari besar saja, misalnya Lebaran, tetapi setiap hari saat ada ketidaknyamanan terjadi.
Pada kenyataannya, pengampunan adalah kebutuhan sehari-hari yang sangat penting untuk menumbuhkan hubungan yang sehat dan bermakna.
Tunjukkan bagaimana minta maaf dapat membantu melewati rasa sakit, menemukan penyembuhan, diperkuat secara fisik, mental, dan emosional.
4. Bicara tentang keberanian
Bagi beberapa orang, mengakui kesalahan itu sulit. Terlebih, mereka keras kepala untuk memperkuat kebenarannya.
Ajarkan keberanian mengakui kesalahan supaya anak dapat menghadapi ketakutan dan ketidaknyamanan daripada menolak atau menghindarinya.
Gunakan afirmasi positif untuk membantu anak mengelola emosi negatifnya dan melepaskan dengan cara minta maaf.
Baca Juga: 7 Afirmasi Positif yang Perlu Didengar Setiap Anak, Bantu Lebih PD!
5. Ajarkan cara mengelola emosi
Beri tahu pada anak untuk tidak apa-apa merasa sedih, takut, malu, atau bingung tentang perilaku buruk yang baru saja ia perbuat.
Akui emosinya dan bantu mereka mengenali bahwa perilaku buruk yang menyakiti orang lain harus diperbaiki dengan minta maaf.
Membangun kecerdasan sosial dan emosional dapat mendorong anak untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengekspresikan emosinya dengan cara yang produktif dan sehat.
Jadi, penting untuk mengajarkan anak berani minta maaf dan mengakui kesalahannya ya, Kawan Puan. (*)