Parapuan.co - Baru-baru ini pemerintah Indonesia telah melakukan vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6-11 tahun sebagai upaya persiapan sekolah tatap muka.
Dimulainya vaksinasi Covid-19 pada anak akan mendukung keamanan dan keselamatan mereka selama mengikuti program pembelajaran tatap muka (PTM).
Vaksin pada anak juga dilakukan oleh pemerintah setelah melihat capaian prestasi belajar anak-anak yang kian menurun karena harus mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Adanya vaksinasi untuk anak menjadi harapan bagi pemerintah agar pemulihan pembelajaran dengan dilaksanakannya pembelajaran tatap muka secara langsung segera dilaksanakan.
Dengan kata lain, vaksinasi anak 6-11 tahun ini menjadi modal besar untuk mempercepat pemulihan tersebut dan mendukung persiapan sekolah tatap muka.
Baca Juga: Jelang Persiapan Sekolah Tatap Muka, Ini Cara Mengajari Anak Laki-Laki Menghargai Perempuan
Harapan pemerintah tentu orang tua dan masyarakat dapat memberikan dukungan agar proses vaksinasi Covid-19 ini bisa berjalan dengan baik.
Pada orang dewasa, pemberian vaksin Covid-19 memberikan efek samping selama beberapa hari setelahnya.
Hal serupa dapat juga terjadi pada anak, namun untuk menghadapinya orang tua tidak perlu khawatir dan panik.
Dalam upaya persiapan pembelajaran tatap muka ini, orang tua diminta untuk tidak terlalu panik saat anak mengalami gejala Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) setelah vaksin Covid-19.
Melansir dari laman Tribunnews, terdapat beberapa gejala Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) yang mungkin dialami anak setelah menerima vaksin Covid-19.
Beberapa indikasi gejala tersebut mungkin mengganggu persiapan sekolah tatap muka yang lain.
Sebab, anak bisa jadi mengalami nyeri pada lengan bekas suntikan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, menggigil, mual atau muntah, rasa lelah, demam yang ditandai suhu diatas 37,8 derajat celsius, maupun gejala mirip flu dan menggigil selama 1 - 2 hari.
"Maka kami meminta masyarakat untuk tidak panik. Orang tua bisa melakukan upaya penanganan dini," jelas Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito.
Upaya penanganan setelah anak vaksin ialah memintanya untuk istirahat cukup dan minum obat penurun panas, jika diperlukan. Mengingatkan anak minum air putih yang cukup juga harus terus dilakukan.
Jika terdapat rasa nyeri di tempat bekas suntikan, usahakan tetap melakukan gerakan yang menggunakan lengan anak.
Baca Juga: Ada Asuransi Vaksin Covid-19 Gratis, Ini Perlindungan yang Ditawarkan
Prof. Wiku Adisasmito juga menyarankan untuk mengompres bagian nyeri tersebut dengan kain bersih yang dibasahi dengan air dingin.
Setelah itu, orang tua diminta untuk segera melaporkan temuan KIPI yang dialami anak ke puskesmas atau ke sentral vaksinasi agar input evaluasi pelaksanaan vaksinasi kedepannya serta penanganan lebih lanjut bisa dilakukan.
Vaksinasi Covid-19 pada Anak Beri Perlindungan Keluarga
Anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sekaligus Ketua Pokja Imunisasi Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PERALMUNI), Cissy Kartasasmita memberikan pendapatnya terkait vaksinasi Covid-19 pada anak 6-11 tahun.
Menurutnya, vaksinasi anak sangat penting karena tidak hanya melindungi anak, melainkan juga lingkungan, teman, guru, dan keluarganya.
Hal ini dilakukan untuk mendorong persiapan pembelajaran tatap muka agar dapat berjalan dengan baik dan aman.
“Termasuk orang tua, nenek, kakek dan adik-adik balita yang belum bisa diimunisasi karena masih di bawah 5 tahun. Selain itu, vaksinasi anak akan melindungi kerabat yang belum dapat divaksinasi karena sakit berat atau punya komorbid,” ungkapnya
Lebih lanjut lagi, ia juga menenakan vaksinasi anak 6-11 tahun ini juga bentuk usaha untuk mempercepat tercapainya herd immunity atau kekebalan kelompok.
Cissy menegaskan bahwa jenis vaksin yang digunakan aman dan berkhasiat.
“Vaksin aman karena telah mendapat EUA, izin emergensi BPOM dan dapat rekomendasi ITAGI,” tegasnya.
Baca Juga: 4 Saran dari CDC agar Masyarakat Tak Tertular Covid-19 Varian Omicron
Diketahui bahwa baru Sinovac yang mendapatkan EUA atau izin penggunaan darurat dari BPOM.
Meski begitu, tidak menutup kemungkinan vaksin merek lain seperti Pfizer yang sudah diberikan pada anak 5-11 tahun di Amerika atau Sinopharm untuk anak di Uni Emirat Arab juga akan mendapatkan izin yang sama.
Demikian efek samping dan penanganan dini yang bisa orang tua lakukan setelah anak mendapatkan vaksinasi Covid-19 untuk mendukung proses persiapan pembelajaran tatap muka.
(*)