Optimalkan Tumbuh Kembang Anak dengan Bercerita, Begini Caranya

Tim Parapuan - Kamis, 16 Desember 2021
Bercerita untuk tumbuh kembang anak yang lebih optimal.
Bercerita untuk tumbuh kembang anak yang lebih optimal. AsiaVision/Getty Images

Parapuan.co – Kawan Puan, setiap orang tua pasti ingin tumbuh kembang anak berjalan sesuai dengan milestone-nya.

Untuk mencapai harapan tersebut, tentu ada banyak cara. Salah satunya dengan menyediakan waktu untuk bercerita atau story time.

Manfaat story time.

Apa yang menyebabkan story time merupakan hal yang istimewa buat tumbuh kembang si Kecil?

Ms. Dian Rose, S. Psi., A.MD. T.W., Terapis Wicara Viji Clinic, dalam acara webinar bertajuk sama beberapa waktu lalu menyebut bahwa ketika story time, pastilah terjadi komunikasi antara orang tua dan anak.

Pada saat itulah terjadi sinaps antar neuron (sel saraf) di otak anak untuk menyambungkan informasi.

Di sini adalah awal si anak bisa mendengarkan, meskipun mungkin belum memahami sepenuhnya.

Baca Juga: Ingin Latih Daya Imajinasi Anak? Bacakan Buku Dongeng Mancanegara Pilihan Ini

Menariknya, Ms. Dian juga menyebut bahwa kegiatan ini bisa dimulai sejak anak masih bayi.

Meskipun belum bisa merespons dengan kata-kata, kegiatan berkomunikasi atau bercerita kepada bayi akan menjadi awal pengenalan berbahasa baginya.

Lebih lanjut, ada begitu banyak manfaat story time, di antaranya meningkatkan kecerdasan dan kemampuan komunikasi si Kecil, membantu anak lebih tenang dan fokus, mempererat hubungan anak dan orang tua, meningkatkan empati, serta membantu anak melewati fase-fase dalam hidupnya karena sudah pernah mendengar dari cerita.

Memulai kebiasaan story time

Melihat begitu banyak manfaatnya, tentu timbul banyak pertanyaan, terutama cara memulainya. Chitra Astriana, co-founder Lagu Anak Indonesia Balita dan penulis Seri Balita Cerdas, ibu dari seorang putri, berbagi pengalamannya dengan story time.

Menurut Chitra, syarat utama story time, yakni dilakukan ketika orang tua dan anak sama-sama nyaman.

Nyaman bagi anak berarti si Kecil sedang tidak rewel, tidak lapar, tidak mengantuk, tidak sakit, dan tidak sedang melihat anak-anak seusianya sedang bermain hal lain yang menarik buatnya.

Nyaman bagi orang tua berarti orang tua sedang tidak sibuk, tidak bermain HP, bisa fokus bercerita kepada si Kecil.

Ketika sama-sama nyaman, kegiatan apa pun bisa dilakukan dengan suasana hati baik. Ini juga menjadi kunci, karena suasana hati itu menular.

Jika orang tua senang membacakan buku buat anaknya dan menganggap buku memang benda menarik untuk ditunjukkan kepada anak, si Kecil bisa menangkap hal tersebut dan ikut senang melihat buku.

Menjaga konsistensi story time

Jika orang tua dan anak sama-sama senang dan nyaman saat menjalankan story time, pasti tak sulit mengulanginya di hari lain dan menjadikannya kebiasaan.

Akan tetapi, tak jarang Chitra mendapat pertanyaan atau keluhan dari orang tua bahwa buah hati mereka sulit diajak duduk diam, tenang mendengarkan.

Baca Juga: Ingin Anak Lancar Membaca? Praktikkan Cara Seru dan Tanpa Paksaan Ini

Pertanyaan lain yang sering didapatnya adalah berapa lama story time yang optimal buat si Kecil?

Rupanya jawaban untuk kedua pertanyaan tersebut bergantung pada usia si Kecil. Rumus rentang fokus anak adalah usianya dikali 2-3.

Jadi, jika si Kecil baru berusia 2 tahun, rentang fokusnya memang hanya 4-6 menit. Bisa dibayangkan, tak banyak buku yang bisa selesai dibacakan dalam 4-6 menit dan itu tidak apa-apa.

Tips story time untuk bayi

Chitra kemudian membagikan kiat-kiat story time berdasarkan usia si Kecil.

Bayi yang berusia 0-1 tahun masih berada pada tahapan mengembangkan 8 sensori tubuhnya untuk menangkap semua pesan yang bisa didapatkannya dari lingkungan sekitar.

Buku bisa digunakan untuk mengembangkan indra anak. Orang tua bisa mengeksplor buku itu sendiri; tekstur buku, aromanya, bagian-bagiannya yang terdiri dari beberapa halaman, gambar-gambar, dan kata-kata.

Lebih lanjut, orang tua bisa menunjuk-nunjuk gambar di buku dan membuat bunyi-bunyian yang sesuai dengan gambar.

Orang tua juga bisa menunjukkan berbagai macam emosi yang ada di gambar buku. Si Bayi dapat melihat bahwa berbagai macam ekspresi menunjukkan emosi yang dirasakan oleh karakter cerita, seperti juga yang bisa dia lihat dari lingkungan sekitarnya, misalnya melihat mamanya senang atau marah.

Salah satu yang perlu dilatih sebagai bayi adalah kesadaran si bayi akan dirinya sendiri. Ini bisa dilatih dengan menunjukkan kesamaan dirinya dengan gambar yang sesuai.

Misalnya, di buku ada gambar bayi. Dengan menunjukkan gambar bayi pada buku, kita bisa membantu mengidentifikasi si Bayi bahwa dia adalah bayi, sama seperti pada gambar bayi di buku.

Pada usia ini, membacakan cerita dari cover depan ke cover belakang nyaris tidak mungkin. Orang tua bisa memilih membacakan satu-dua halaman yang menurutnya paling menarik buat si Kecil.

 

Tips story time bersama balita

Ketika anak sudah lebih besar, berusia 1-3 tahun, anak semakin sadar akan dirinya. Pada tahap ini, Chitra menyarankan untuk membiarkan si Kecil memilih sendiri buku yang ingin dibacanya.

Satu hal yang penting, gunakan kegiatan membaca bersama si Kecil untuk melatih kemampuannya bereaksi terhadap stimulus dan berinteraksi dengan objek.

Orang tua bisa menanyakan pendapat si Kecil mengenai cerita di dalam buku atau objek di dalam buku.

Baca Juga: Bangun Kedekatan, Ini Cara Bonding dengan Anak yang Orang Tua Perlu Coba

Pertanyaannya bisa sesederhana, misal di buku Seri Balita Cerdas: Lili Lancar Bercerita terdapat ilustrasi donat, orang tua bisa menunjuk donat dan berkata, “Eh, ini ada donat buatan Mama Baba buat Baba. Kamu suka donat, enggak? Kamu suka enggak kalau Mama buatkan kamu makanan?”

Seri Balita Cerdas: Lili Lancar Bercerita
Seri Balita Cerdas: Lili Lancar Bercerita Dok. Kepustakaan Populer Gramedia

Pada usia ini, si Kecil juga sedang dalam tahap mengenali dua sisi tubuh (sisi kiri dan kanan) untuk nantinya mengetahui mana sisi tubuh yang dominan buatnya.

Kawan Puan, buku Seri Balita Cerdas bisa kamu dapatkan di Gramedia.com. Selain itu, tersedia juga beberapa pilihan judul yang bisa disesuaian dengan selera dan kesukaan anak.

Selamat bercerita untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak, Kawan Puan! (*)

 

Ditulis oleh Pradikha Bestari & Aprilia Ramadhani.

Penulis:
Editor: Arintya


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru