Para peneliti mengungkapkan terdapat hubungan antara asupan sayuran, khususnya kembang kol dan sayuran hijau, dengan risiko masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yakni kanker ovarium yang lebih rendah.
Dalam penelitian tersebut terlihat bahwa peserta yang makan sayuran cruciferous dalam jumlah banyak memiliki risiko paling rendah.
Risiko kanker ovarium juga tampaknya menurun dengan mengonsumsi 10 porsi sayuran perbulan.
Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan, Ini Penyebab Radang Panggul
Hal ini karena sayuran cruciferous mengandung sejumlah besar fitokimia tertentu, seperti glukosinolat.
Kemudian, selama memotong, memasak, dan mengunyah sayuran, glukosinolat ini akan terurai menjadi isothiocyanate.
Berdasarkan penelitian, senyawa tersebut memiliki sifat anti-kanker dan dapat mempengaruhi metabolisme karsinogen, menghambat tumorigenesis, menekan mediator inflamasi, mengaktifkan pertahanan kekebalan, dan masih banyak lagi.
Pola makan plant-based
Pola makan plant based adalah pola makan yang kaya akan makanan nabati dan lebih sedikit makanan hewani, termasuk daging dan susu.
Jenis diet satu ini menekankan untuk mengonsumsi makanan nabati padat nutrisi, seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Serta, membatasi makanan olahan, dengan begitu kemungkinan besar dapat mengurangi risiko penyakit, termasuk kanker.
American Cancer Society (ACS) mengungkapkan bahwa terdapat manfaat anti-kanker dari pola makan plant based karena:
- Tingkat peradangan yang lebih rendah
- Respons insulin yang lebih baik
- Lebih sedikit kerusakan DNA oksidatif
- Tingkat bakteri baik yang lebih tinggi di usus