2. Rantai Pasokan
Pergeseran pengeluaran rumah tangga dari barang ke jasa memecahkan rekor 27 tahun terakhir, di mana nilainya menurun enam persen poin dari puncak tertinggi.
Pandemi memicu pertumbuhan belanja barang dari 39 persen menjadi 47 persen.
Hal ini memengaruhi para penyedia jasa serta membebani rantai pasokan.
Mastercard berharap, ini dapat kembali normal pada tahun 2022 dengan terbukanya perbatasan negara serta tersedianya layanan yang lebih mudah diakses dan diinginkan.
3. Digital
Sebanyak 20 persen dari pergeseran digital dalam industri ritel tidak berubah, dan ini membentuk kembali bagaimana konsumen berbelanja dan apa yang mereka beli.
Langganan e-commerce meningkat pada tahun 2021, di mana hampir 88 persen negara di 32 pasar mengalami lonjakan layanan berlangganan dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Menkes Budi Gunadi Sadikin Sebut Kesehatan Pengaruhi Ekonomi, Apa Maksudnya?
Perusahaan mobil, mitra olahraga virtual, persewaan sepeda, dan layanan hewan peliharaan merupakan beberapa bisnis yang mendapatkan manfaat dari model ini.
Di Indonesia, pangsa langganan ritel dari total pembelanjaan meningkat 1,2x lipat dari tahun 2020 ke 2021.
4. Perjalanan
Pemulihan wisata terus berlanjut seiring dibukanya perjalanan internasional dengan penerbangan jarak menengah dan jauh yang mulai beroperasi pada tahun 2022.
Kembalinya perjalanan pada tahun 2021 terlihat di jalan raya dan bandara, tetapi keberlanjutan pertumbuhan bergantung pada varian virus yang dapat mendorong larangan perjalanan.
Mastercard melihat tingkat pemulihan pesat dalam perjalanan dosmetik dan jarak pendek (kurang dari 600 mil) dan perjalanan menengah (600-1.800 mil).
Namun, meski didorong oleh pelonggaran pembatasan, sementara ini perjalanan jarak jauh masih tertinggal.