Parapuan.co - Tak dapat dipungkiri bahwa perekonomian berubah 180 derajat selama pandemi Covid-19 dan beralih ke dunia digital.
Berbagai transaksi jual beli dan pembayaran pun beralih ke digital karena minimnya kontak langsung.
Kemajuan dunia digital di sektor ekonomi semakin terlihat di tahun kedua pandemi seperti sekarang.
Hal itulah yang membuat Mastercard Economics Institute merilis laporan sekaligus pandangan terkait Ekonomi 2022.
Yaitu, sebuah pandangan global untuk tahun mendatang berdasarkan tren-tren penting yang dilihat dari sudut pandang konsumen.
Laporan ini menunjukkan bagaimana lima faktor fundamental akan terus membentuk ekonomi global.
Aapa saja faktor fundamental tersebut? Berikut keterangan dari Mastercard Economics Institute dalam press rilis yang diterima PARAPUAN!
Baca Juga: Menuju Ekonomi Sehat 2022, Ini 2 Pendekatan Ciptakan Ekosistem Digital
1. Tabungan dan Pengeluaran
Pengeluaran konsumen yang berasal dari tabungan dapat berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan PDB (prroduk domestik bruto).
PDB global itu diperkirakan akan meningkat sebesar tiga persen poin pada tahun 2022.
Selain itu, nilai tabungan rumah tangga meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2021.
Seberapa cepat atau lambat konsumen menghabiskan tabungan akan berdampak terhadap ekonomi global.
2. Rantai Pasokan
Pergeseran pengeluaran rumah tangga dari barang ke jasa memecahkan rekor 27 tahun terakhir, di mana nilainya menurun enam persen poin dari puncak tertinggi.
Pandemi memicu pertumbuhan belanja barang dari 39 persen menjadi 47 persen.
Hal ini memengaruhi para penyedia jasa serta membebani rantai pasokan.
Mastercard berharap, ini dapat kembali normal pada tahun 2022 dengan terbukanya perbatasan negara serta tersedianya layanan yang lebih mudah diakses dan diinginkan.
3. Digital
Sebanyak 20 persen dari pergeseran digital dalam industri ritel tidak berubah, dan ini membentuk kembali bagaimana konsumen berbelanja dan apa yang mereka beli.
Langganan e-commerce meningkat pada tahun 2021, di mana hampir 88 persen negara di 32 pasar mengalami lonjakan layanan berlangganan dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Menkes Budi Gunadi Sadikin Sebut Kesehatan Pengaruhi Ekonomi, Apa Maksudnya?
Perusahaan mobil, mitra olahraga virtual, persewaan sepeda, dan layanan hewan peliharaan merupakan beberapa bisnis yang mendapatkan manfaat dari model ini.
Di Indonesia, pangsa langganan ritel dari total pembelanjaan meningkat 1,2x lipat dari tahun 2020 ke 2021.
4. Perjalanan
Pemulihan wisata terus berlanjut seiring dibukanya perjalanan internasional dengan penerbangan jarak menengah dan jauh yang mulai beroperasi pada tahun 2022.
Kembalinya perjalanan pada tahun 2021 terlihat di jalan raya dan bandara, tetapi keberlanjutan pertumbuhan bergantung pada varian virus yang dapat mendorong larangan perjalanan.
Mastercard melihat tingkat pemulihan pesat dalam perjalanan dosmetik dan jarak pendek (kurang dari 600 mil) dan perjalanan menengah (600-1.800 mil).
Namun, meski didorong oleh pelonggaran pembatasan, sementara ini perjalanan jarak jauh masih tertinggal.
5. Risiko
Varian Covid baru seperti Omicron yang baru-baru ini muncul menimbulkan risiko langsung terbesar.
Akan tetapi, Mastercard melihat banyak risiko tambahan yang berpotensi melambatkan pemulihan.
Di antaranya adalah penyesuaian ulang harga perumahan yang telah naik 66 persen selama dua tahun terakhir.
Baca Juga: Selain Covid-19, Ini Tantangan Indonesia Wujudkan Ekonomi Sehat 2022
Kemudian, ada lonjakan harga minyak, jurang fiskal di negara maju, dan perang tarif internasional.
"Tahun 2021 memang masih belum kembali ke situasi normal seperti yang diinginkan oleh banyak orang," kata Bricklin Dwyer, Mastercard Chief Economist and Head of the Mastercard Economics Institute.
"Namun, secara global pertumbuhan ekonomi, kemajuan vaksin, dan transformasi digital telah membuat bisnis besar dan kecil lebih tangguh," imbuhnya.
"Dengan latar belakang tersebut, Mastercard mengantisipasi permintaan konsumen –dan pertumbuhan daya beli– dapat bertumbuh dan ekonomi pengalaman kembali hadir tahun depan," tutup Bricklin. (*)