Parapuan.co - Setelah seorang perempuan menikah dan memiliki anak, sebagian di antaranya memilih untuk menggunakan jasa pengasuh anak.
Dalam memilih pengasuh anak, tentu menginginkan yang terbaik dan sesuai dengan kriteria.
Pasalnya, pengasuh anak akan dititipi buah hati yang berharga, sehingga penting untuk selektif dalam memilih baby sitter yang tepat.
Jika salah memilih pengasuh, besar kemungkinan hal tersebut dapat berdampak pada kondisi anak.
Baca Juga: Gentle Parenting, Pola Asuh yang Utamakan Ikatan Orang Tua dan Anak
Misalnya saja cenderung menerapkan kekerasan dan tindakan yang dapat membuat anak trauma dan terancam.
Tak heran, jika persoalan memilih tenaga kerja terbaik untuk dijadikan nanny atau baby sitter menjadi hal yang pelik bagi semua pasangan setelah perempuan menikah.
Tak jarang juga, pasangan harus berganti-ganti pengasuh karena berbagai masalah dan ketidakcocokan yang terjadi.
Nah, kali ini PARAPUAN akan membahas tanda pengasuh anak yang tidak profesional dan dapat kamu lihat saat pertemuan awal.
Melansir dari laman Kompas.com, berikut ulasan lengkapnya yang bisa membantu menentukan pengasuh anak yang tepat setelah wanita menikah.
Tidak memerlukan kontrak formal
Setelah perempuan menikah dan dalam proses memilih pengasuh anak yang tepat, tentu mempersiapkan kontrak kerja untuk pengasuh.
Namun, jika baby sitter yang menjadi kandidat kuatmu enggan untuk menggunakan kontrak kerja, maka hal tersebut perlu dicurigai.
Pasalnya, kontrak kerja diperlukan untuk membangun hubungan pekerjaan yang dijalani secara resmi di mata hukum.
Dalam dokumen tersebut juga penting untuk mencantumkan sejumlah detail seperti gaji, tanggung jawab, dan jadwal, sekaligus melindungi kedua belah pihak.
Penolakan dari pengasuh untuk menggunakan kontrak kerja bisa menjadi semacam red flag buat pasangan, karena itu sebagai tanda ia tidak serius dalam menjalani pekerjaannya.
Memang, sebagian pengasuh anak yang telah memiliki pengalaman cukup lama enggan untuk menandatangangi kontrak dengan dalih sudah biasa bekerja, namun justru itu bisa menjadi gejala sikap tidak profesionalnya.
Baca Juga: Jangan Sampai Menyesal, Ini 7 Pola Asuh yang Sebaiknya Orang Tua Hindari
Sering berganti pekerjaan dalam waktu singkat
Dalam proses pemilihan pengasuh anak yang tepat setelah wanita menikah, penting untuk menanyakan lebih jauh mengenai pengalaman kerja dari calon pengasuh.
Jika dilihat, dari CV atau cerita dari calon kandidat yang menunjukkan ia berganti-ganti pekerjaan dalam waktu singkat, maka itu bisa menjadi red flag lainnya.
Untuk mengetahui kinerjanya, kamu juga bisa meminta referensi untuk mengetahui kualitas pekerjaan yang mereka berikan sebelumnya.
Pemeriksaan referensi menjadi cara yang tepat untuk mempelajari lebih lanjut tentang seorang calon pengasuh anak secara mendetail dari pengalaman langsung.
Tidak banyak tanya
Tanda lainnya dari pengasuh anak yang tidak profesioanal adalah calon baby sitter tidak banyak bertanya.
Pasalnya, jika serius dalam pekerjaannya tentu calon kandidat akan bertanya, entah itu soal gaji dan perihal target yang kita bebankan ketika mengasuh anak.
Sementara, jika calon kandidat tidak bertanya menunjukkan indikasi adanya kemungkinan mereka akan berhenti dalam waktu singkat.
Untuk mengetahui komitmennya, Kawan Puan bisa menilainya dari pertanyaan dan kepedulian yang ditunjukkannya.
Baca Juga: 5 Pola Asuh Positif Bentuk Karakter Tangguh pada Anak di Masa Depan
Tidak peduli dengan anak ketika pertemuan awal
Berprofesi menjadi pengasuh anak, sudah sewajarnya calon kandidat menunjukkan kepeduliannya pada anak sejak awal pertemuannya.
Jika pengasuh anak tidak menunjukkan kepedulian pada anak di pertemuan awal dapat menunjukkan mereka hanya sekedar ingin bekerja secara asal-asalan.
Untuk mengetahuinya lebih jauh, coba perhatikan bagaimana calon pengasuh berinteraksi dengan anak selama masa percobaan.
Jadi, setelah perempuan menikah dan memiliki anak pastikan untuk lebih selektif dalam memilih pengasuh anak.
Bukan hanya yang benar-benar peduli dengan anak, melainkan juga profesional dalam bekerja. (*)