Apa Itu Metaverse yang Jadi Lokasi Konser Syahrini dan Hubungannya dengan Kripto

Ardela Nabila - Minggu, 19 Desember 2021
NFT yang dijual Syahrini.
NFT yang dijual Syahrini. Instagram @princessyahrini

Parapuan.co - Penyanyi perempuan yang terkenal dengan gaya dan penampilannya, Syahrini, baru-baru ini membuat heboh masyarakat, Kawan Puan.

Istri Reino Barack itu kedapatan mengumumkan diri bergabung dengan dunia metaverse.

Tak cuma bergabung, Syahrini pun akan menggelar konsernya di dunia metaverse itu.

Gelaran konsernya di dunia metaverse itu membuat Syahrini berhasil menjual 17.800 non-fungible token (NFT) di salah satu bursa kripto, Binance.

Baca Juga: Jadi Perantara Antara Seniman dan Kolektor, Apa itu Aset Kripto NFT?

Pelantun lagu Sesuatu itu menjual tiket konsernya  melalui aset digital NFT di Binance sejak 14 Desember lalu.

Mengejutkannya, tiket konsernya di metaverse langsung ludes terjual hanya dalam waktu beberapa jam saja.

I Would Like To Thank All Supported And Joined Me in My Metaverse, My first NFT Is Now SOLD OUT In Just Several Hours After Its Launch ~ You Guys So DOPE !” tulis Syahrini dalam salah satu unggahan Instagram pribadinya.

Sebagai informasi untuk Kawan Puan, konser Syahrini di metaverse digelar melalui NFT Games di Glory Planet, RARA, dan XWG.

Sampai di sini, pasti Kawan Puan bertanya-tanya apa itu metaverse, kripto, dan NFT.

Tak perlu bingung, PARAPUAN punya penjelasan lengkap tentang apa itu metaverse, kripto, dan NFT.

Apa itu dunia metaverse?

Jauh sebelum Syahrini mengumumkan dirinya mengadakan konser di metaverse, Justin Bieber sudah lebih dulu melakukannya.

Baca Juga: Terungkap, Ini Alasan Agensi K-Pop Ambil Keuntungan Lebih Besar

Justin menggelar konsernya di dunia metaverse pada tanggal 8 November 2021 lalu.

Memang, metaverse adalah sebuah istilah yang akhir-akhir disebut, terlebih setelah Mark Zuckerberg mengubah nama Facebook jadi Meta.

Melansir Time.com, tren dan konsep metaverse sendiri sebenarnya sudah lama muncul, yakni pertama kali pada tahun 1992 di dalam sebuah novel bertajuk Snow Crash karya Neal Stephenson.

Novel bergenre dystopian itu menggambarkan bagaimana manusia direpresentasikan dengan avatar.

Di dunia tersebut, para avatar dapat saling berinteraksi dalam dunia 3D.

Namun, belakangan ini, seiring dengan semakin berkembangnya teknologi, istilah metaverse terus mendapatkan popularitas dan menarik minat dari perusahaan teknologi terkemuka.

Dikutip dari Kompas.com, istilah metaverse merujuk pada suatu teknologi Augmented Reality (AR) yang memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan individu lainnya secara virtual.

Sederhananya, dunia metaverse ini adalah simulasi dunia manusia yang ada di internet.

Baca Juga: Jadi Pilihan Anak Muda, Ini 5 Jenis FIRE untuk Raih Kebebasan Finansial

Kaitan metaverse dengan kripto

Dunia metaverse sendiri memiliki keterkaitan dengan aset kripto, misalnya seperti Decentraland (MANA) dan Sandbox (SAND) yang saat ini sudah terhubung dengan metaverse.

Karenanya, tak heran apabila dua aset kripto tersebut mengalami persentase kenaikan yang sangat tinggi, terutama usai Facebook mengumumkan perubahan nama.

Masih dari Kompas.com, sebenarnya keterkaitan antara metaverse dan aset kripto ada di alat pembayarannya.

Artinya, aset kripto di sini berfungsi sebagai alat pembayaran jual beli dalam dunia metaverse.

Seperti apa yang Syahrini lakukan, yakni menjual tiket konser yang diadakan di dunia metaverse dalam bentuk non-fungible token (NFT).

Seiring dengan semakin majunya teknologi, tren metaverse diperkirakan akan terus berlanjut.

Bahkan, perusahaan besar seperti Microsoft, Roblox, dan Nvidia dikabarkan juga sedang mengembangkan perangkat untuk mendukung implementasi dunia metaverse.

Baca Juga: Jadi Pola Pikir Anak Muda untuk Raih Kebebasan Finansial, Apa Itu FIRE?

Bagaimana menurut Kawan Puan tentang konsep dunia metaverse ini? (*)

Sumber: Kompas.com,Time.com
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania