Parapuan.co - Dalam bekerja, lembur sering kali menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari oleh karyawan.
Walaupun lembur atau bekerja overtime adalah hal yang wajar di dunia kerja, bukan berarti aktivitas ini bisa dijadikan sebagai kebiasaan.
Sebab, lembur tak hanya bisa berdampak negatif terhadap kinerja karyawan, tetapi juga kesehatannya secara keseluruhan.
Perusahaan dan pemimpin tentunya tidak ingin, kan, karyawannya mengalami penurunan kinerja yang bisa memengaruhi hasil kerjanya?
Oleh karena itu, sebaiknya hindari kebiasaan terlalu sering lembur di lingkungan kerja.
Baca Juga: 5 Dampak Buruk Terlalu Sering Kerja Lembur, Bisa Kurangi Produktivitas
Agar karyawan bisa mengubah kebiasaan terlalu sering lembur, maka atasan atau pemimpinnya perlu mengambil langkah untuk membuat perubahan.
Untuk itu, seperti dikutip dari When I Work, berikut ini lima hal yang bisa dilakukan oleh pemimpin untuk mengurangi tingkat lembur karyawan di tempat kerja.
1. Jangan jadikan lembur sebagai budaya
Budaya perusahaan dimulai dari atasan yang merupakan pemimpin di tempat kerja.
Ketika atasan menganggap kerja lembur sebagai budaya dan kebiasaan yang lumrah, maka para karyawan akan mengikutinya.
Alih-alih dijadikan sebagai budaya, pemimpin seharusnya bisa menjadikan lembur sebagai opsi paling akhir ketika karyawan memang harus menyelesaikan pekerjaan tertentu yang mendesak.
Mengubah budaya bekerja overtime ini memang akan menjadi tantangan, terutama untuk karyawan yang terbiasa lembur untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Padahal, terlalu sering lembur bisa menyebabkan karyawan tersebut rentan mengalami burnout yang bisa memengaruhi produktivitasnya.
2. Pastikan karyawan memiliki peralatan dan sumber daya yang tepat
Mengetahui cara yang tepat untuk mengurangi waktu lembur karyawan adalah dengan mengajari karyawan bagaimana cara agar mereka bisa bekerja secara lebih cermat, bukan lebih lama.
Sering kali, terdapat banyak pekerjaan manual dan administratif yang tanpa disadari memakan banyak waktu karyawan saat bekerja.
Jika kamu menemukan bahwa terdapat pekerjaan harian yang menghabiskan waktu karyawan, sehingga mereka terpaksa harus lembur, sebaiknya carilah solusinya.
Misalnya, daripada menghabiskan waktu untuk meeting harian, cobalah untuk memanfaatkan online project board di mana karyawan bisa memeriksa status dari pekerjaan mereka.
Memperhatikan hal-hal kecil seperti ini bisa secara perlahan mengurangi kebiasaan karyawan untuk bekerja lembur.
Pastikan juga karyawan memiliki peralatan yang dapat menunjang pekerjaan mereka agar lebih efisien.
Baca Juga: Lowongan Kerja Startup Product Manager di Sayurbox, Apa Persyaratannya?
3. Coba terapkan waktu kerja fleksibel
Waktu kerja terbaik tak hanya terjadi di pukul sembilan pagi sampai lima sore dan harus dikerjakan di kantor.
Saat ini, sudah banyak perusahaan yang menerapkan sistem flexible working hours dan work from anywhere (WFA).
Apabila kamu memiliki kuasa untuk hal-hal seperti ini, kamu mungkin bisa mempertimbangkan untuk menetapkan waktu kerja fleksibel ini.
Namun, sebelum menerapkan kebijakan ini, pastikan dulu bisnis kamu memang bisa dan cocok dengan sistem seperti ini.
4. Sesuaikan jumlah karyawan dengan permintaan
Selain deskripsi pekerjaan sehari-hari, lembur juga sering kali disebabkan oleh tingginya jumlah permintaan yang melebihi jumlah tenaga kerja.
Terlebih, jika karyawan tidak memiliki jadwal yang tepat dan teratur.
Tingginya permintaan biasanya akan terlihat di waktu-waktu tertentu, misalnya saja akhir tahun.
Ketika jumlah permintaan melebihi jumlah karyawan, maka karyawan harus sering lembur untuk menyelesaikan pekerjaannya, dengan demikian mengakibatkan mereka rentan burnout.
Selain bisa mencari karyawan tambahan, kamu juga bisa mengurangi lembur karyawan di masa-masa sibuk dengan membuat jadwal secara cermat.
Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN Lulusan SMA Sederajat di PT Reska Multi Usaha KAI Service
5. Buat kebijakan resmi terkait lembur
Terakhir, kamu juga bisa membuat aturan atau kebijakan resmi terkait lembur, mulai dari pertimbangan dalam bentuk hukum sampai kompensasi yang bisa didapat oleh karyawan.
Kebijakan lembur yang baik juga harus mencakup aturan atau prosedur baru yang bisa membantu mengendalikan waktu lembur.
Komunikasikan juga bagaimana kamu berencana untuk membantu semua orang mematuhi batas atau batasan lembur yang baru.
Kawan Puan, apabila kamu merupakan seorang pemimpin di tempat kerja, sebaiknya hindari menormalisasi terlalu sering kerja lembur.
Sebaliknya, ajarkan karyawan untuk bekerja dengan cermat agar mereka bisa terhindar dari terlalu sering lembur yang bisa memengaruhi produktivitas mereka. (*)