Aktor Taiwan Chen Sung Young yang Berikan Warisan ke TKW Indonesia Sempat Menolak Cuci Darah, Seberapa Penting Cuci Darah?

Maharani Kusuma Daruwati - Minggu, 19 Desember 2021
Chen Sung Young memberikan warisan kepada TKW asal Indonesia.
Chen Sung Young memberikan warisan kepada TKW asal Indonesia. Kompas.com | Kompas.tv

Parapuan.co - Kabar duka datang dari daratan Asia Timur.

Aktor Taiwan Chen Sung-Young meninggal di usia 80 tahun pada Jumat (17/12/2021) lalu.

Namun, namanya pun langsung ramai di jagat maya karena memberikan harta warisannya kepada pengasuhnya, yang merupaka TKW asal Indonesia.

Chen Sung Young diketahui tak memiliki istri dan anak selama hidupnya dan telah memberikan semua hartanya pada sang pengasuh yang setia.

Baca Juga: Viral TKW Indonesia Dapat Warisan Miliaran dari Aktor Taiwan Chen Sung Young

Media Taiwan menyebut Yuli sebagai ahli waris yang mendapat warisan dari aktor Chen Sung Young.

Yuli yang seorang TKW Indonesia ini mendapatkan 2 juta dollar Taiwan atau sekitar Rp1 miliar dari Chen Sung Young.

Chen dikabarkan meninggal dunia setelah berjuang dengan penyakit yang telah dideritanya selama bertahun-tahun.

Mengutip dari Focus Taiwan, aktor legendari Taiwan ini menderita stroke pada tahun 2006 dan kemudian ia juga menderita diabetes, penyakit ginjal, serta penglihatan yang buruk.

Dia pensiun dari industri hiburan pada tahun 2000 dan kesehatannya terus menurun sejak itu. 

Chen menderita stroke pada tahun 2006, sakit maag pada tahun 2009, dan jatuh dan edema paru pada tahun 2016.

Ia juga terlihat telah muncul dengan kursi roda di sebagian besar penampilan publiknya dalam 15 tahun terakhir.

Mengutip dari Taiwan News, kondisinya telah memburuk selama sebulan terakhir dan meskipun dokter mengatakan bahwa hidupnya dapat diperpanjang melalui cuci darah, menurut seorang teman, dia menolak perawatan medis dan memilih perawatan rumah sakit sebagai gantinya.

Lalu apa sebenarnya cuci darah seperti yang dilewatkan oleh Chen Sung Young?

Mengutip dari Kompas.com, cuci darah atau hemodialisis adalah perawatan medis yang diberikan untuk menggantikan fungsi ginjal ketika organ tersebut bermasalah.

Seperti diketahui, setiap orang memiliki dua buah ginjal yang fungsi utamanya adalah membuang limbah dan kelebihan cairan dari tubuh.

Baca Juga: Jadi Penyebab Ginjal Rusak, Hindari 7 Kebiasaan Buruk Sehari-hari Ini

Ginjal juga berfungsi mengontrol tekanan darah, menjaga tulang agar tetap kuat, memastikan kecukupan mineral, hingga memproduksi hormon untuk membuat sel darah merah.

Cuci darah dibutuhkan saat ginjal sudah tidak bisa menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.

Pengertian cuci darah secara garis besar adalah perawatan untuk menggantikan fungsi ginjal dengan menggunakan ginjal buatan.

Melansir laman resmi National Kidney Foundation, mesin ginjal buatan (hemodializer) membuang limbah, bahan kimia, dan kelebihan cairan tubuh.

Cuci darah dapat menjaga keseimbangan tubuh dengan cara:

  • Menyaring limbah, garam, dan kelebihan air untuk mencegah zat tersebut menumpuk di dalam tubuh
  • Menjaga tubuh dari penumpukan bahan kimia tertentu dalam darah seperti kalium, natrium, dan bikarbonat
  • Mengontrol tekanan darah

Mengapa perlu cuci darah?

Cuci darah biasa diberikan pada penderita penyakit ginjal yang sudah mencapai fase gagal ginjal.

Ketika ginjal melakukan penyaringan, hal ini dapat menyebabkan terjadinya penumpukan limbah, racun, dan cairan tubuh.

Kondisi ini sangat membahayakan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Saat ini lah biasanya dokter akan merekomendasikan proses cuci darah untuk mecegah berbagai komplikasi fatal, seperti yang dijelaskan oleh dr. Citra Dewi Nirmala Sari, mengutip dari website resmi RSU Harapan Ibu.

Cuci darah dapat membantu menggantikan fungsi ginjal agar tubuh tetap memiliki keseimbangan fungsi.

Baca Juga: Mulai Sekarang Konsumsi Apel dan 3 Buah untuk Menjaga Kesehatan Ginjal

Meski begitu, perlu dicatat bahwa cuci darah atau proses dialisis ini tidak bisa meyembuhkan penyakit ginjal.

Untuk menentukan perlu atau tidaknya seseorang melakukan cuci darah dibutuhkan pemeriksaan oleh dokter dan pemeriksaan laboratorium.

Terdapat beberapa indikator pemeriksaan laboratorium yang menunjang, yaitu kadar kreatinin dan ureum dalam darah, kecepatan ginjal menyaring darah, dan keluhan tertentu yang mengacu pada gangguan jantung, pernafasan dan perut.

Umumnya, pasien perlu melakukan hemodialisis sebanyak 1-2 kali sesi per minggu.

Proses ini akan membutuhkan waktu 3-5 jam dalam setiap sesinya, tergantung pada kondisi dan kebutuhan pasien.

Beberapa pasien yang menjalanii hemodialisis mungkin akan mengalami efek samping.

Di antaranya seperti sakit kepala, mual, muntah, kram, tekanan darah turun, mudah lelah, kram otot, dan kulit menjadi kering atau gatal.

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Aktor Taiwan Chen Sung Young yang Berikan Warisan ke TKW Indonesia Sempat Menolak Cuci Darah, Seberapa Penting Cuci Darah?