Menurut CDC, varian Delta lebih dari dua kali lebih menular seperti varian Covid-19 sebelumnya, dan dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada varian sebelumnya pada orang yang tidak divaksinasi.
Sedangkan menurut WHO, varian Omicron memiliki “sejumlah besar mutasi”, dan tampaknya lebih mungkin untuk menginfeksi ulang orang yang sebelumnya sudah pernah terjangkit Covid-19.
“Banyak dari mutasi tersebut melibatkan protein lonjakan sebenarnya, yang merupakan bagian penting dari virus yang memungkinkannya memasuki sel-sel tubuh kita dan membuat kita sakit,” kata Dr. Schaffner.
Namun, yang tidak jelas saat ini adalah apakah Omicron sama menularnya dengan Delta atau bahkan lebih menular daripada Delta.
“Omicron memiliki beberapa mutasi unik dan mutasi lain yang ditemukan pada varian lain, tetapi tidak di Delta,” kata Amesh A. Adalja, MD, seorang sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins.
Baca Juga: Virus Corona Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia, Ini 5 Gejalanya!
Gejala Omicron vs Delta
Meski masih belum banyak hasil penelitian menganai varian baru ini, namun beberapa gejala ditemukan pada pasien varian Omicron.
Secara umum, gejala Covid-19 tetap cukup stabil, terlepas dari variannya. Menurut CDC, itu termasuk:
- Demam atau kedinginan
- Batuk
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Kelelahan
- Nyeri otot atau tubuh
- Sakit kepala
- Hilangnya rasa atau bau
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat atau pilek
- Mual atau muntah
- Diare