Parapuan.co - Pandemi Covid-19 masih melanda hingga saat ini di seluruh dunia.
Bahkan kini ditemukan varian baru Covid-19 yang diberi nama varian B.1.1.529 atau Omicron, yang sudah mulai menyebar di berbagai negara.
Termasuk juga di Indonesia, Covid-19 varian Omicron ini telah ditemukan di Tanah Air sejak Kamis (16/12/2021).
Kabar terdeteksinya varian Omicron tersebut diungkapkan langsung oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
Baca Juga: Menkes Ungkap Kasus Covid-19, Ini Arahan Lengkap dari Presiden Joko Widodo untuk Menghadapi Omicron
Dilansir dari Kompas.com, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa varian Omicron terdeteksi pada seorang petugas kebersihan yang bertugas di RSDC Wisma Atlet.
Lalu apakah varian Omicron ini lebih berbahaya dari varian sebelumnya, yaitu varian Delta?
Apa perbedaan gejala pada varian Omicron dan Delta?
Baik Omicron dan Delta adalah varian dari SARS-CoV-2 asli, virus penyebab Covid-19.
“Setiap kali virus ini memasuki orang baru, itu berlipat ganda jutaan kali. Itu memberinya kesempatan untuk bermutasi,” jelas William Schaffner, MD, spesialis penyakit menular dan profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Vanderbilt, seperti dikutip dari Prevention.
Kebanyakan varian adalah mutasi buntu, yang berarti mereka tidak menghasilkan banyak, kata Dr. Schaffner.
Menurut CDC, varian Delta lebih dari dua kali lebih menular seperti varian Covid-19 sebelumnya, dan dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada varian sebelumnya pada orang yang tidak divaksinasi.
Sedangkan menurut WHO, varian Omicron memiliki “sejumlah besar mutasi”, dan tampaknya lebih mungkin untuk menginfeksi ulang orang yang sebelumnya sudah pernah terjangkit Covid-19.
“Banyak dari mutasi tersebut melibatkan protein lonjakan sebenarnya, yang merupakan bagian penting dari virus yang memungkinkannya memasuki sel-sel tubuh kita dan membuat kita sakit,” kata Dr. Schaffner.
Namun, yang tidak jelas saat ini adalah apakah Omicron sama menularnya dengan Delta atau bahkan lebih menular daripada Delta.
“Omicron memiliki beberapa mutasi unik dan mutasi lain yang ditemukan pada varian lain, tetapi tidak di Delta,” kata Amesh A. Adalja, MD, seorang sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins.
Baca Juga: Virus Corona Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia, Ini 5 Gejalanya!
Gejala Omicron vs Delta
Meski masih belum banyak hasil penelitian menganai varian baru ini, namun beberapa gejala ditemukan pada pasien varian Omicron.
Secara umum, gejala Covid-19 tetap cukup stabil, terlepas dari variannya. Menurut CDC, itu termasuk:
- Demam atau kedinginan
- Batuk
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Kelelahan
- Nyeri otot atau tubuh
- Sakit kepala
- Hilangnya rasa atau bau
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat atau pilek
- Mual atau muntah
- Diare
Data tentang Omicron masih sangat awal, tetapi seorang dokter yang telah merawat pasien Omicron mengatakan kepada BBC bahwa orang-orang telah mengalami "gejala yang sangat ringan" dengan varian sejauh ini. Dia juga mencatat bahwa gejalanya sedikit berbeda dari jenis Covid-19 lainnya.
Dr. Angelique Coetzee, MD, ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, pun mengungkapkan gejala varian Omicron yang terjadi pada pasiennya.
- Tenggorokan gatal tapi tidak batuk atau kehilangan rasa dan penciuman
- Kelelahan atau mudah lelah meski tidak beraktivitas
- Nyeri otot
- Sakit kepala
Baca Juga: 4 Saran dari CDC agar Masyarakat Tak Tertular Covid-19 Varian Omicron
Sedangkan pada varian Delta, seperti dikutip dari Times of India, memiliki gejala ringan sebagai berikut:
- Demam
- Kelelahan
- Batuk
Namun, sebagian besar penderita varian Delta memiliki gejala yang parah hingga memerlukan rawat inap hingga perawatan ICU.
(*)