Parapuan.co - Celana jeans merupakan salah satu fashion item yang hampir dimiliki oleh semua orang, baik itu perempuan maupun laki-laki.
Namun sayangnya, fashion item yang satu ini memiliki pengaruh besar terhadap lingkungan.
Ya, celana jeans konvensional yang mungkin ada di lemarimu membutuhkan banyak air dan pestisida dalam proses pembuatannya.
Selain itu, pencuciannya juga membutuhkan banyak air dan pewarna kimia, yang sering kali berakhir di sungai.
Akibatnya, dalam proses pembuatannya saja, celana jeans konvensional sudah menyebabkan terjadinya pencemaran air.
Maka dari itu, celana jeans menjadi salah satu jenis pakaian yang dianggap paling tidak ramah lingkungan dari jenis pakaian lainnya.
Baca Juga: Agar Tak Cepat Pudar, Ini Cara Mencuci dan Merawat Celana Jeans
Semakin banyaknya orang yang sadar dampak lingkungan dari produksi jeans, membuat banyak brand fashion mulai berinovasi menghadirkan produk yang lebih ramah lingkungan.
Seperti melansir Now Fashion, brand denim ternama seperti Levi’s sudah mulai beralih ke proses manufaktur yang lebih ramah lingkungan dan fokus pada usia jangka produk denim yang diproduksinya.
Tak hanya itu saja, untuk beralih dari celana jeans konvensional ke celana jeans sustainable atau berkelanjutan, sejumlah brand juga mulai memanfaatkan bahan daur ulang untuk membuat celana jeans.
Selain mempertimbangkan aspek lingkungan, celana jeans sustainable juga mempertimbangkan aspek kemanusiaannya.
Perlu Kawan Puan ketahui, dalam pembuatan jeans konvensional, sering kali sumber daya manusianya tidak mendapatkan perlindungan khusus.
Padahal, pekerja yang membuat celana jeans yang kita pakai rentan terhadap residu bahan kimia dari proses pembuatan jeans tersebut.
Dampaknya, para pekerja sering kali mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti masalah pernapasan, kehilangan pendengaran, kanker kulit, hingga kerusakan otak.
Baca Juga: Ini 5 Jenis Skinny Jeans yang jadi Tren di Tahun 2021, Sudah Punya?
Nah, dalam pembuatan celana jeans yang berkelanjutan, aspek-aspek kemanusiaan dan kesejahteraan para pekerja juga lebih diperhatikan beriringan dengan aspek lingkungannya.
Pemilihan bahan pewarna dan metode dalam proses pembuatan celana jeans sustainable pun diperhatikan secara rinci.
Misalnya, dengan memilih bahan pewarna dari sulfur, menggunakan bahan kimia berbasis enzim, serta metode proses ozon kering sehingga celana jeans tersebut tak lagi membutuhkan banyak pemutih dan air.
Selain itu, brand yang sudah beralih dari jeans konvensional ke sustainable tak hanya berupaya untuk mengurangi sumber daya yang digunakan saat proses produksi, tetapi juga memperpanjang siklus hidup tiap produk denim yang dibuat.
Misalnya, sebuah jeans sustainable dibuat untuk dapat kamu pakai hingga sepuluh tahun ke depan, sedangkan jeans konvensional hanya bisa dipakai untuk enam bulan ke depan.
Akan tetapi, walaupun celana jeans sustainable lebih ramah lingkungan daripada jeans konvensional, proses pembuatan denim ternyata belum bisa benar-benar 100 persen organik.
Meskipun begitu, kesadaran dan komitmen akan pilihan yang lebih berkelanjutan merupakan cara paling efektif untuk mengurangi dampak negatif celana jeans konvensional terhadap lingkungan.
Kawan Puan, itulah perbedaan antara celana jeans konvensional dengan sustainable.
Secara keseluruhan, perbedaan antara keduanya terdapat di proses pembuatannya yang tidak terlihat secara langsung oleh konsumen.
Dengan memilih celana jeans sustainable, kamu tak hanya bisa mendapatkan produk dengan kualitas yang lebih bagus dan awet, tetapi juga bisa berkontribusi dalam menjaga lingkungan. (*)
Baca Juga: 5 Celana Jeans Terbaik untuk Perempuan Tubuh Petite, Ada Skinny Jeans!