Parapuan.co - Beberapa waktu lalu, gelar ibu rumah tangga atau stay at home mom dimasukkan dalam kategori pekerjaan di LinkedIn.
Pihak LinkedIn menilai, ibu rumah tangga juga sebuah pekerjaan dan bisa mencantumkannya dalam resume jika ingin mencari kerja atau kembali bekerja.
Hal ini dapat memberikan dampak positif, di mana ibu rumah tangga tak lagi merasa bahwa dirinya tidak bekerja.
Pasalnya, yang dilakukan di rumah selain melakukan pekerjaan rumahan juga menangani persoalan lain.
Baca Juga: Ibu Rumah Tangga Patut Bahagia, Kini Stay At Home Mom Dicantumkan dalam Pekerjaan di LinkedIn
Beberapa persoalan itu bisa dikategorikan sebagai jenis pekerjaan yang barangkali tidak dapat dilakukan ayah atau orang lain.
BBC sempat menyinggung mengenai alasan bahwa langkah LinkedIn mencantumkan gelar ibu rumah tangga sebagai pekerjaan tergolong tepat.
Pasalnya dalam sejumlah studi, tercatat perempuan yang fokus menjadi ibu rumah tangga tidak benar-benar ingin meninggalkan pekerjaannya.
Sebagian besar dari mereka berhenti dari bekerja sebagai karyawan setelah memiliki anak.
Lalu, sebagian lainnya memutuskan kembali bekerja setelah anak sudah cukup besar untuk ditinggalkan 7-8 jam dalam sehari.
Namun, berada di rumah sebagai stay at home mom juga tidak berarti bahwa seorang perempuan benar-benar tidak mengerjakan sesuatu.
Selain pekerjaan seperti membereskan rumah, para ibu juga mengerjakan tugas lain yang membuat stay at home mom layak disebut sebagai sebuah profesi.
Apa saja tugas-tugas ibu rumah tangga tersebut? Simak keterangan berikut ini!
1. Mengelola keuangan rumah tangga
Tugas pertama adalah mengelola keuangan, sebagaimana dilakukan akuntan di perusahaan-perusahaan.
Hanya saja, mengelola keuangan rumah tangga lingkupnya memang bisa dibilang lebih kecil.
Keuangan rumah tangga perlu dikelola dengan baik agar keluarga tidak mengalami krisis finansial.
Baca Juga: Sambut Hari Ibu, Meta Indonesia Luncurkan Kampanye untuk Mompreneur
Pengeluaran setiap bulan juga dapat dikendalikan, sehingga keluarga bisa menyisihkan uang untuk ditabung atau diinvestasikan.
2. Babysitting
Ibu rumah tangga yang memiliki anak balita tidak memerlukan jasa baby sitter karena dapat merawat dan menjaga bayinya sendiri.
Ini bisa mengurangi pengeluaran, sekaligus menjaga alur kas tetap aman untuk mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.
3. Menjadi guru bagi anak-anak
Ibu rumah tangga mempunyai banyak waktu bersama anak-anak, sehingga mereka dapat membantu mengerjakan PR.
Dalam hal ini, perempuan juga berperan penting menjadi guru sekaligus sekolah pertama bagi anak-anak mereka sebelum bersekolah.
Untuk menjadi guru bagi anak, tentulah ibu rumah tangga mesti memiliki keterampilan di berbagai bidang ilmu.
Baca Juga: Tips Atur Keuangan Rumah Tangga dengan Gaji Rp 2 Jutaan dari IRT Asal Pekalongan
Minimal, perlu paham parenting dan keterampilan yang dibutuhkan untuk pendidikan anak usia dini.
Kurang lebih, hal-hal itulah yang membuat ibu rumah tangga layak dianggap sebagai sebuah profesi.
Kini, perempuan tak perlu lagi merasa malu jika bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Kamu bisa menunjukkan kepada mereka yang belum tahu, bahwa stay at home mom sudah termasuk kategori pekerjaan di LinkedIn. (*)