4. Tertarik pada orang lain
Secara biologi, tidak mungkin seseorang akan terus tertarik dengan pasangannya.
Dengan kata lain, kita harus bisa menerima jika suatu waktu pasangan atau bahkan diri sendiri justru lebih tertarik pada orang lain.
Perlu diketahui, ketertarikan pada orang lain itu bukan suatu masalah.
Adanya ketertarikan itu juga bukan berarti sudah tidak cinta lagi dengan pasangan, melainkan hanya bentuk kekaguman kita kepada orang lain.
Tindakan berdasarkan ketertarikan atau kesukaan itu ada di tangan kita, dan setiap tindakan tentu memiliki konsekuensi, entah itu menjaga atau menghancurkan hubungan.
Karena, mau bagaimana pun daya tarik sebagian besar hanya bersifat sementara, dan cinta itu nyata.
Baca Juga: Duh! 3 Tanda Ini Menunjukkan jika Pernikahan Kamu di Ambang Perceraian
5. Sesekali melupakan konflik
Banyaknya masalah yang mendera sebuah hubungan terkadang membuat salah satunya merasa tidak sanggup untuk mengahdapinya.
Terlebih, jika pasangan memilih untuk fokus menyelesaikan setiap argumen dalam hubungan.
Padahal, terkadang dalam masalah tertentu akan lebih sehat jika dilupakan begitu saja.
Karena, terdapat sejumlah konflik yang jika dipaksa untuk diselesaikan justru dapat memerburuk kondisi.
Perlu diingat, tidak semua konflik layak diperjuangkan, apalagi jika itu hanya masalah sepele.
Dengan menghindari konflik tersebut, bisa menjadi langkah baik demi menyelamatkan hubungan.
Jadi, tidak semua kebiasaan buruk yang kerap memicu konflik usai perempuan menikah dapat menghancurkan hubungan, beberapa di antaranya justru dapat memperkuat hubungan, ya. (*)