Parapuan.co - Dalam menjalani hubungan setelah perempuan menikah tentu saja ada masalah dan tantangan yang harus dihadapi.
Belum lagi adanya kebiasaan-kebiasaan yang seringkali dinilai buruk dan dapat menimbulkan masalah dalam hubungan.
Faktanya, tak semua kebiasaan itu memicu masalah, karena justru dapat membuat hubungan setelah perempuan menikah menjadi semakin erat.
Menariknya, kebiasaan yang dinilai dan dianggap baik pun jika dilakukan berlebihan tidak akan selalu menghasilkan hal yang positif dan sehat.
Meski tak dimungkiri, tidak ada yang memaksa seseorang untuk menjalani rumah tangga dan hubungan yang tidak bahagia atau sehat.
Namun, hal terpenting ialah menemukan batasan tipis antara hubungan yang toksik dengan sesuatu yang benar-benar dapat ditoleransi
Untuk itu, kali ini PARAPUAN akan membahas mengenai kebiasaan baik yang sering dinilai menjadi masalah dalam sebuah hubungan.
Baca Juga: Tertekan Setiap Ditanya Kapan Menikah? Begini Cara Mengatasinya
Melansir dari laman MarkManson, berikut ini 5 kebiasaan baik dalam hubungan setelah perempuan menikah yang kerap dinilai sebagai masalah.
1. Menghabiskan waktu sendiri
Setelah menjalin hubungan pernikahan, tentu segala rutinitas dan kebiasaan menjadi dijalani bersama pasangan.
Seringkali hal ini menimbulkan rasa bosan dan jenuh, dan timbul keinginan untuk memiliki waktu sendiri.
Sayangnya, keinginan tersebut sering disalahartikan dan dianggap akan meninggalkan pasangan.
Padahal, selama apa pun hubungan uai perempuan menikah, masing-masing individu tetap membutuhkan waktu untuk diri sendiri atau biasa disebut me time.
Menghabiskan waktu bersama pasangan memang penting, tetapi bergerak maju dalam hidup dan memenuhi impian diri sendiri juga sama pentingnya.
Untuk itu, berikan ruang dalam suatu hubungan, karena kebiasaan tersebut justru dapat menguatkan ikatan.
2. Tidak sengaja menyakiti
Selayaknya sebagai seorang manusia yang kerap melakukan kesalahan dan bahkan menyakiti orang lain, begitu pula dengan pasangan.
Tentu ada waktu di mana kita melakukan hal yang membuat pasangan tidak suka atau merasa tersakiti dan begitu pula sebaliknya.
Namun, untuk kondisi ini, hal yang terpenting adalah tidak berpura-pura bahagia, serta mau untuk menyampaikan secara jujur jika kita tidak suka dan merasa tersakiti.
Dengan begitu, pasangan akan kembali belajar memahami satu sama lain dan diharapkan tidak melakukan hal yang sama di kemudian hari.
Baca Juga: Berikut 3 Alasan Mengapa Laki-laki Belum Siap Menikah Denganmu
3. Menerima kelemahan satu sama lain
Pasangan tentu saja memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun, hal ini tidak akan menjadi masalah jika satu sama lain dapat saling menerima.
Setelah wanita menikah dan mengetahui serta memahami kekurangan satu sama lain, maka pasangan dapat mengambil keputusan apakah tetap bersamanya atau tidak.
Jika satu sama lain dapat menerima kekurangan pasangan, maka hubungan pun akan semakin kuat.
4. Tertarik pada orang lain
Secara biologi, tidak mungkin seseorang akan terus tertarik dengan pasangannya.
Dengan kata lain, kita harus bisa menerima jika suatu waktu pasangan atau bahkan diri sendiri justru lebih tertarik pada orang lain.
Perlu diketahui, ketertarikan pada orang lain itu bukan suatu masalah.
Adanya ketertarikan itu juga bukan berarti sudah tidak cinta lagi dengan pasangan, melainkan hanya bentuk kekaguman kita kepada orang lain.
Tindakan berdasarkan ketertarikan atau kesukaan itu ada di tangan kita, dan setiap tindakan tentu memiliki konsekuensi, entah itu menjaga atau menghancurkan hubungan.
Karena, mau bagaimana pun daya tarik sebagian besar hanya bersifat sementara, dan cinta itu nyata.
Baca Juga: Duh! 3 Tanda Ini Menunjukkan jika Pernikahan Kamu di Ambang Perceraian
5. Sesekali melupakan konflik
Banyaknya masalah yang mendera sebuah hubungan terkadang membuat salah satunya merasa tidak sanggup untuk mengahdapinya.
Terlebih, jika pasangan memilih untuk fokus menyelesaikan setiap argumen dalam hubungan.
Padahal, terkadang dalam masalah tertentu akan lebih sehat jika dilupakan begitu saja.
Karena, terdapat sejumlah konflik yang jika dipaksa untuk diselesaikan justru dapat memerburuk kondisi.
Perlu diingat, tidak semua konflik layak diperjuangkan, apalagi jika itu hanya masalah sepele.
Dengan menghindari konflik tersebut, bisa menjadi langkah baik demi menyelamatkan hubungan.
Jadi, tidak semua kebiasaan buruk yang kerap memicu konflik usai perempuan menikah dapat menghancurkan hubungan, beberapa di antaranya justru dapat memperkuat hubungan, ya. (*)