Jika korban kejahatan seksual adalah anak-anak, sangat diharapkan bukan hanya keluarga, tetapi juga sekolah turut memberikan dukungan.
Walau demikian, sejauh ini yang terjadi di Indonesia masih jauh dari harapan Retha.
Korban kejahatan seksual dianggap harus mengundurkan diri dari sekolahnya.
Selain itu, membawa korban kekerasan seksual khususnya anak-anak ke lingkungan baru dapat menjadi salah satu cara terbaik untuk menanggulangi atau memulihkan kondisi psikologisnya.
Seperti diberitakan Kompas.com pada Selasa (21/12/21), "Kalau dari sisi korban memang sebaiknya mereka diberi identitas baru dan dipindah ke komunitas yang tidak mengenal mereka," ujar Bagong Suyanto, Sosiolog Universitas Airlangga.
Baca Juga: Selain Pelecehan Seksual, Ini Jenis-Jenis Kekerasan pada Perempuan di Tempat Kerja
Korban kekerasan seksual kerap kali mendapatkan stigma buruk dari masyarakat di lingkungan sekitarnya.
Kondisi ini tentunya dapat memengaruhi kesehatan mental korban usai mengalami kekerasan.
Bagong menilai, masyarakat di lingkungan baru tidak akan memandang buruk para korban.
Pasalnya, tidak banyak orang mengenal korban dan mengetahui kasus kekerasan seksual yang dialaminya.
Kemudian, korban kekerasan pada perempuan dan anak tentunya perlu mendapatkan penanganan dari psikolog, lembaga perlindungan perempuan dan anak, serta lembaga hukum.
(*)