Kurikulum Prototipe Hapus Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA, Apa Itu?

Arintha Widya - Kamis, 23 Desember 2021
Ilustrasi kurikulum prototipe
Ilustrasi kurikulum prototipe

Parapuan.co - Kawan Puan, kamu para pelajar SMA atau SMP yang sebentar lagi lulus mungkin sudah mendengar soal wacana kurikulum prototipe.

Jika belum, maka kamu wajib mengetahui serba-serbi mengenai kurikulum prototipe sebelum masuk SMA.

Baru-baru ini, pemerintah mengumumkan bakal menerapkan kurikulum prototipe untuk tahun ajaran 2022.

Apa itu kurikulum prototipe? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan yang dikutip dari Kompas.com berikut ini!

Baca Juga: E-sport Masuk Jadi Kurikulum Sekolah? Ini Penjelasan Kemendikbud

Seputar kurikulum prototipe

Kurikulum prototipe ialah kurikulum yang tidak mengotakkan siswa SMA berdasarkan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Assesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek, Anindito Adiutomo.

Pihaknya menerangkan, melalui kurikulum ini siswa SMA kelas XI dan XII yang biasanya mulai penjurusan, akan diizinkan memilih kombinasi mata pelajaran.

Mereka dapat menentukan mata pelajaran yang disukai dari IPA, IPS, maupun Bahasa sesuai dengan minat masing-masing.

Anindito juga mencontohkan, siswa yang ingin menjadi insinyur boleh mengambil mata pelajaran Matematika dan Fisika lanjutan, tanpa ambil Biologi.

"Boleh mengombinasikan itu dengan mata pelajaran IPS, Bahasa, dan kecakapan hidup yang selaras dengan rencana kariernya," ungkap Anindito.

Ia kembali menambahkan, kurikulum prototipe sudah diujicobakan pada sekitar 2.500 sekolah yang tergabung dalam program Sekolah Penggerak.

Kerangka kurikulum prototipe dianggap lebih fleksibel dan fokus pada materi esensial, serta pengembangan karakter dan kompetensi siswa.

Kurikulum ini sendiri merupakan kelanjutan dari kebijakan pembelajaran sebagai respons terhadap pandemi Covid-19 yang diluncurkan Agustus 2020 lalu.

Maka itu, sekolah bisa memilih kurikulum prototipe ini untuk diterapkan lantaran sifatnya sendiri belum wajib, melainkan opsional.

Baca Juga: Viral E-sport Masuk Kurikulum Sekolah, Ini Alasannya Termasuk Cabang Olahraga

"Karena sifatnya opsional, kurikulum prototipe tidak disebut sebagai kurikulum 2022," tambah Anindito.

"Melainkan hanya akan diterapkan di satuan pendidikan yang berminat menggunakannya sebagai alat untuk melakukan transformasi pembelajaran," ucapnya lagi.

Penerapan kurikulum prototipe

Hal-hal terkait aturan penerapan kurikulum prototipe terdapat dalam Keputusan Mendikbud Ristek Nomor 162/M/2021 tentang Sekolah Penggerak.

Penerapannya, siswa SMA kelas X akan mengikuti semua mata pelajaran umum di sekolah.

Kemudian ketika naik ke kelas XI, siswa dapat menentukan mata pelajaran pilihan menyesuaikan minat dan bakatnya.

Struktur mata pelajaran dalam kurikulum prototipe dibagi menjadi lima kelompok utama, yaitu:

  • Kelompok mata pelajaran umum yang wajib diikuti semua siswa SMA
  • Kelompok Matematika dan IPA (MIPA), di mana siswa diwajibkan memilih minimal tiga mata pelajaran dari kategori ini
  • Kelompok Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), di mana siswa diwajibkan memilih minimal tiga mata pelajaran dari kategori ini
  • Kelomppok Bahasa dan Budaya, yang dibuka sesuai dengan sumber daya yang tersedia di sekolah
  • Kelompok Vokasi dan Prakarya, yang dikembangkan oleh sekolah bekerja sama dengan dunia kerja sesuai potensi dan kebutuhan SDM lulusan SMA

 Baca Juga: Ada Politik hingga Filsafat, Ini 9 Jurusan Kuliah Keren untuk Anak IPS

Adapun rincian dari masing-masing kelompok mata pelajaran yang dimaksud, antara lain:

  • MIPA: Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, dan Teknik Informatika
  • IPS: Sejarah, Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Antropologi, dan Akuntansi
  • Bahasa dan Budaya: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Korea, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, Bahasa Prancis
  • Vokasi dan Prakarya: Prakarya Membatik, Servis Elektronik, Disain Grafis, dll
  • Mata pelajaran umum: Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani, Kesenian, Muatan Lokal (semisal Bahasa Daerah)

Semoga bisa jadi gambaran bagi Kawan Puan yang segera masuk SMA, ya.

Siapa tahu sekolahmu menerapkan kurikulum prototipe. (*)

Sumber: Kompas
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara


REKOMENDASI HARI INI

Borong Perlengkapan Ibu dan Bayi di Waktunya IMBEX Berd15kon!