"Usai penayangan Snowdrop, kontroversi yang tak kunjung reda berdasarkan informasi yang berbeda dengan fakta," tulis pihak JTBC, dikutip dari Koreaboo.
Pertama-tama, JTBC menjelaskan motif acara dan latar belakang Snowdrop yaitu pemilihan presiden pada masa rezim militer.
Menurut JTBC, latar belakang ini juga ditambahkan cerita fiksi bahwa negara harus bergabung dengan pemerintah Korea Utara untuk mempertahankan kekuasaan.
"Snowdrop adalah ciptaan yang menunjukkan narasi dari mereka yang digunakan dan dikorbankan oleh orang-orang berkuasa," kata JTBC.
JTBC menjelaskan bahwa tidak ada mata-mata yang memengaruhi gerakan politik tertentu di Snowdrop.
Baca Juga: Drama Snowdrop Diduga Distorsi Sejarah, 1 dari 3 Sponsor Batal Kerja Sama
Latar di mana protagonis laki-laki dan perempuan berpartisipasi atau memimpin gerakan demokratisasi tidak ada di naskah.
"Sebagian besar kesalahpahaman adalah tentang distorsi sejarah dan penghinaan terhadap gerakan demokratisasi yang dikemukakan banyak orang," lanjut pihak JTBC.
Kesalahpahaman tersebut akan diselesaikan dalam perjalanan perkembangan naskah drama ke depan.
Walau begitu, pihak produksi masih akan menyuarakan kebebasan dan kebahagiaan individu yang ditekan oleh oknum berkuasa.
JTBC meminta masyarakat untuk tetap mengawasi perkembangan dari drama Korea ini ke depan.