Parapuan.co - Depresi merupakan suatu kondisi gangguan kesehatan mental, ditandai dengan adanya suasana hati yang buruk seperti terus-menerus merasa sedih.
Tak hanya itu saja, orang yang depresi ini merasa tertekan, bahkan kehilangan motivasi untuk melakukan aktivitas, alhasil terjadilah penurunan kualitas hidup.
Jika tidak ditangani, orang depresi itu bisa mengalami komplikasi terkait emosional serta fisik.
Buruknya lagi, orang yang mengalami depresi bisa saja memiliki keinginan hingga memutuskan untuk bunuh diri.
Baca Juga: Perlu Segera Ditangani, Ini Berbagai Cara Perawatan Depresi, Apa Saja?
Apakah ada tanda seseorang yang depresi ingin bunuh diri?
RA Oriza Sativa, S.Psi, Psi,CH,CCR selaku psikolog klinis mengungkap bahwa menurut jurnal yang ia baca, tanda-tanda orang depresi yang ingin bunuh diri itu tidak ada.
"Orang yang depresi itu bisa sangat spontan. Misalnya saja vokalisnya Linkin Park, sehari masih tertawa sama anak-anaknya, besoknya bunuh diri gitu," jelas Oriza saat dihubungi PARAPUAN.
Oriza menegaskan bahwa semua orang itu harus menyadari akan adanya hidden depression atau depresi tersembunyi.
"Hidden depression itu depresi yang tidak bisa dipredeksi oleh orang lain. Dia ketawa, tapi ketawa fake smile," ujarnya.
Di mana penderita depresi itu tetap bergaul, tapi apa yang ada di hatinya itu kosong dan sepi.
Perlu diperhatikan pula bahwa penderita depresi itu merasa sangat berat dengan hidup.
Oriza mengungkap, penderita depresi itu sudah lelah dengan hidup, tapi terkadang hal tersebut tidak disampaikan.
"Kadang kalau disampaikan 'Ah itu mah lebay, ah lu mah makanya lu doa dong, makanya lu ke gereja dong, lu sholat dong' seperti itu, makanya orang depresi suka enggak ngomong," paparnya.
Di sisi lain, ada poin penting yang menurut Oriza hendaknya dipahami banyak orang, bahwa kadang orang-orang yang ada di sekitar orang yang depresi itu juga menjadi penyumbang terjadinya depresi.
Pasalnya, orang depresi itu mudah tersinggung, mudah nangis nah akhirnya malah nambah-nambahin beban pengidapnya.
"Jadi tindakan bunuh diri itu tergantung pada lingkungannya, tidak empati, tidak peduli, atau malah mungkin peduli dengan cara yang salah," tuturnya.
Baca Juga: Cukup 20 Menit, Ini Cara Meningkatkan Daya Ingat untuk Ibu Multiperan
Oriza pun menganalogikan anggap saja Kawan Puan memiliki gelas yang sudah mau retak, kalau akan digunakan itu akan pecah.
"Jadi menghadapi orang yang mau bunuh diri itu seperti gelas yang udah retak, yang disentil dikit jadi pecah, jadi kita enggak tahu kapan pecahnya, bisa jadi enggak perlu kena air panas, dia udah retak, udah pecah bisa jadi," tambahnya.
Depresi terjadi bukan karena kurang berdoa
Oriza menyampaikan bahwa depresi itu bukan karena kurang berdoa.
"Memang, jiwa itu memang ada sisi spiritual, tapi harus dipahami bahwa dalam konteks klinis untuk menjadi depresi pun itu merupakan sebuah proses yang rumit dan tidak sepele seperti lemah iman itu pasti depresi," tegasnya.
Adapun salah satu penyebab depresi yang disebut Oriza yakni kelainan neurotransmitter.
Di mana orang yang mengidap kelainan neurotransmitter itu sangat orang itu menjadi sangat mungkin untuk mengalami depresi.
Baca Juga: Riwayat Keluarga dan 3 Penyebab Utama Seseorang Bisa Mengalami Depresi
Dikarenakan efek dari dari depresi itu sangat buruk, hendaknya orang yang mengalami kondisi ini harus mendapat perwatan dari ahli kesehatan mental. (*)