"Karena di tahun 2021 bulan April itu sedihnya saya sampai bikin sesek. Saya bener-bener breakdown, saya pengen cerita sama orang tapi kan nggak bisa. Karena setiap orang ketika saya cerita responsnya seperti tadi. Jadi saya mendem aja terus-terusan. Pada saat itu kan mungkin pikiran dan batin saya lagi lemah, lalu saya carilah (narkotika itu)," akunya.
Belajar dari kasus Nia Ramadhani, penting untuk kita mendengarkan keluh kesah dari teman dan memberikan respons yang baik.
Hal ini dijelaskan oleh Arina Megumi Budiani, M.Psi., Psikolog, seorang psikolog klinis dewasa.
Arina menjelaskan bahwa secara umum setiap orang memiliki kondisinya masing-masing ya.
Bisa aja hari ini kita punya hari yang baik besoknya belum tentu.
Baca Juga: Dituntut 12 Bulan Rehabilitasi, Nia Ramadhani Sebut Tuntutan Tak Sesuai BNN
"Ada ups and down-nya gitu namanya hidup. Kan setiap orang punya kepelikannya, kondisinya masing-masing yang mungkin nggak nyaman. Mau dia orang kaya, mau dia orang miskin, mau dia orang yang kelihatan bahagia atau kelihatan sedih, semua orang itu pasti memiliki kondisi-kondisi yang membuat dia tidak nyaman atau melelahkan. Sehingga dia butuh mengeluarkan itu," kata Arina, saat dihubungi PARAPUAN.
Ketika kita tengah merasakan emosi tertentu karena kelelahan, pada dasarnya, apapun emosi yang muncul dan kita rasakan adalah valid.
"Karena emosi dasar aja ada banyak, bahagia, sedih, marah, jijik, takut. Itu aja kalau kita lihat ada banyak (macam) emosi itu, dan tidak semuanya hanya yang menyenangkan saja. And that's oke untuk kita ngerasain itu. Kita nggak bisa selalu kontrol kita mau ngerasa sedih atau enggak," ungkapnya.
Ketika kita merasakan setiap emosi yang muncul pada diri kita, kita pun harus dapat mengelolanya dengan baik.
Salah satunya bisa dengan bercerita ke orang lain seperti sahabat atau orang terdekat kita.