Contoh lain, produk yang bagus dengan harga mahal dianggap wajar, dan diskon bisa saja malah menurunkan nilai atau kualitasnya.
Ironisnya lagi, disebutkan bahwa diskon dapat pula menimbulkan ketidakpuasan pelanggan.
Mereka mungkin akan bertanya-tanya, mengapa suatu produk tiba-tiba dijual dengan potongan harga sekian.
Jika diskon terlalu tinggi pada produk yang terbilang cukup mahal, tak jarang konsumen curiga apakah barang sudah mendekati kedaluarsa.
Atau, barang yang didiskon adalah produk gagal yang sengaja dijual supaya tidak sia-sia?
Baca Juga: Unik! Ini 4 Sejarah Menarik tentang Diskon dan Cashback, Apa Saja?
Secara tidak langsung, diskon dengan alasan semacam itu tentu akan membuat konsumen merasa ditipu.
Lantas bagaimana solusinya? Bagaimana mengatasi agar diskon penjualan tidak menimbulkan kerugian dalam bisnis?
Memberi alasan diskon yang logis kepada pelanggan
Hal pertama yang bisa dilakukan pebisnis ketika memberikan diskon adalah memberi alasan logis kepada pelanggan.
Misalnya, pakaian atau produk kecantikan didiskon dalam rangka cuci gudang sebelum peluncuran barang baru.
Diskon cuci gudang ini bisa diterapkan di akhir tahun, di mana memang banyak orang berburu barang yang diberi potongan harga.
Dengan alasan ini, pelanggan tetap dapat percaya pada sebuah brand, karena tidak salah jika ingin menghabiskan stok dari tahun sebelumnya.
Hal itu membuat pelanggan yakin, brand sedang menyiapkan produk-produk baru untuk tahun yang juga baru.