Diskon Bisa Timbulkan Kerugian Bisnis, Begini Cara Mengatasinya

Arintha Widya - Selasa, 28 Desember 2021
mengatasi agar diskon tidak membuat rugi
mengatasi agar diskon tidak membuat rugi Feodora Chiosea

Parapuan.co - Toko online maupun offline berlomba-lomba mengadakan diskon selama Natal dan Tahun Baru.

Diskon memang bisa menarik perhatian pembeli, tapi ternyata di balik itu dapat pula merugikan pebisnis.

Sering kali, adanya potongan harga di pusat perbelanjaan membuat pembeli semakin ramai dan rela mengantre.

Sementara di toko online, tak jarang diskon membuat barang habis terlebih dulu sebelum sempat check out.

Melansir Entrepreneur, dua hal itu saja sudah bisa menunjukkan bahwa diskon tak selalu membawa keuntungan.

Baca Juga: Biar Semakin Untung, Begini Cara Menghitung Diskon dan Promo

Sebuah penelitian menunjukkan, diskon sebenarnya dapat mengurangi efektivitas apa pun yang didiskon.

Pasalnya dalam benak pembeli, penawaran dari barang yang didiskon secara harfiah tidak sebaik jika barang tersebut dijual dengan harga normal.

Terkadang, diskon hanya menyasar target konsumen tertentu, bukan semua orang.

Dan setiap produk juga akan menarik bagi pasar tertentu apabila ada diskon atau potongan harga.

Sebagian konsumen memilih membayar dengan harga normal, misalnya, untuk mendapatkan pelayanan yang maksimal.

Contoh lain, produk yang bagus dengan harga mahal dianggap wajar, dan diskon bisa saja malah menurunkan nilai atau kualitasnya.

Ironisnya lagi, disebutkan bahwa diskon dapat pula menimbulkan ketidakpuasan pelanggan.

Mereka mungkin akan bertanya-tanya, mengapa suatu produk tiba-tiba dijual dengan potongan harga sekian.

Jika diskon terlalu tinggi pada produk yang terbilang cukup mahal, tak jarang konsumen curiga apakah barang sudah mendekati kedaluarsa.

Atau, barang yang didiskon adalah produk gagal yang sengaja dijual supaya tidak sia-sia?

Baca Juga: Unik! Ini 4 Sejarah Menarik tentang Diskon dan Cashback, Apa Saja?

Secara tidak langsung, diskon dengan alasan semacam itu tentu akan membuat konsumen merasa ditipu.

Lantas bagaimana solusinya? Bagaimana mengatasi agar diskon penjualan tidak menimbulkan kerugian dalam bisnis?

Memberi alasan diskon yang logis kepada pelanggan

Hal pertama yang bisa dilakukan pebisnis ketika memberikan diskon adalah memberi alasan logis kepada pelanggan.

Misalnya, pakaian atau produk kecantikan didiskon dalam rangka cuci gudang sebelum peluncuran barang baru.

Diskon cuci gudang ini bisa diterapkan di akhir tahun, di mana memang banyak orang berburu barang yang diberi potongan harga.

Dengan alasan ini, pelanggan tetap dapat percaya pada sebuah brand, karena tidak salah jika ingin menghabiskan stok dari tahun sebelumnya.

Hal itu membuat pelanggan yakin, brand sedang menyiapkan produk-produk baru untuk tahun yang juga baru.

Memberikan diskon volume

Agar tidak mengalami kerugian, pandai-pandailah menetapkan diskon dan besaran potongan harga.

Pebisnis bisa menerapkan diskon volume, yang juga dinilai masih masuk akal di mata pembeli.

Diskon volume misalnya, menjual baju yang satuan senilai Rp100.000, dengan adanya potongan harga jadi Rp100.000 untuk dua baju.

Potongan harga semacam ini dapat diterapkan dengan promo beli satu gratis satu barang.

Dikatakan bahwa pelanggan tidak akan skeptis dan bertanya-tanya jika diskon volume diberikan.

Baca Juga: Catat! Begini Cara Cerdas Belanja Saat Merasa Diserbu Diskon Lebaran

Mencari waktu terbaik memberikan diskon

Ketiga, pebisnis tidak bisa selalu memberi diskon setiap saat atau tanpa mempertimbangkan momen.

Carilah waktu terbaik untuk memberikan diskon, sehingga tidak ada kecurigaan dari pelanggan yang malah bisa menimbulkan kerugian bisnis.

Contohnya, diskon di momen hari raya seperti Idulfitri dan Natal, momen pergantian tahun, atau ulang tahun brand.

Hal-hal seperti di atas wajib dipertimbangkan pebisnis agar diskon tidak menjadi sesuatu yang membebani.

Semoga informasi tersebut berguna bagi Kawan Puan yang juga seorang pelaku usaha, ya.

(*)

Sumber: entrepreneur.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru