Parapuan.co - Pernahkah Kawan Puan digoda secara romantis oleh seseorang melalui media sosial? Bisa jadi, kamu mengalami breadcrumbing.
Breadcrumbing adalah tindakan menggoda atau mencari perhatian melalui pesan teks di media sosial, tanpa adanya komitmen untuk menjadi pasangan romantis.
Lebih lanjut, breadcrumbing merupakan taktik manipulatif emosional yang dirancang untuk membuat bergantung padamu.
Pelaku breadcrumbing adalah pemberi harapan palsu (PHP) sebenarnya. Kamu perlu waspada dengan si dia karena ia tidak ada niat menjalin hubungan serius denganmu.
Ciri-ciri Breadcrumbing
Baca Juga: Sekilas Sama, tapi Ghosting dan Breadcrumbing Itu Berbeda, Begini Penjelasannya!
Melansir Brides, berikut ciri-ciri breadcrumbing dan red flag hubungan yang perlu diwaspadai. Simak selengkapnya!
1. Hubungan Tidak Jelas
Kamu tidak mengetahui kejelasan akan hubungan, meskipun dia membuatmu nyaman tetapi tak kunjung mengutarakan komitmen serius.
2. Sikapnya Berubah-Ubah
Mereka tampak hangat terhadapmu, tetapi kemudian menjadi dingin karena tujuannya hanya mendapatkan perhatianmu semata.
3. Komunikasi Secara Online
Dia kurang berinvestasi dalam hubungan karena tidak melakukan pertemuan denganmu.
Pelaku breadscrumbing lebih menyukai komunikasi secara online karena merasa tidak terbebani.
4. Membingungkan
Kamu tidak dapat memahami tindakannya, bahkan sering membuatmu bingung atau frustrasi setelah berinteraksi dengannya.
Baca Juga: 4 Tanda Kamu Dipermainkan Laki-Laki, Salah Satunya Dia Suka Memanipulasi
Lantas, Apa Alasan Seseorang Melakukan Breadcrumbing?
Seseorang yang terlibat dalam breadcrumbing memiliki harga diri yang dipengaruhi seberapa banyak perhatian yang dapat dia peroleh dari orang lain.
Meski alasan pasti untuk perilaku tersebut bervariasi, ada beberapa pola psikologis seseorang melakukan breadcrumbing, antara lain:
1. Merasa Lebih Baik Tentang Dirinya Sendiri
Semakin banyak perhatian dari orang lain yang dia pertahankan, semakin baik perasaan tentang dirinya sendiri.
2. Membutuhkan Validasi Orang Lain
Orang yang terlibat breadcrumbing tidak merasa nyaman atau percaya diri, kecuali dirinya mendapat kepastian terus-menerus dari orang lain bahwa mereka layak atau berharga.
3. Narsistik
Seseorang dengan tipe kepribadian narsistik tertentu tidak merasa bersalah setelah memanipulasi dan mempermainkan emosi orang lain.
4. Sudah Menjalin Hubungan
Alasan lain seseorang memberi harapan palsu adalah sudah menjalin hubungan dengan seseorang, tetapi masih mencari perhatian orang lain.
Baca Juga: Dampak Jangka Panjang Manipulasi dalam Hubungan yang Perlu Kita Waspadai
Apabila Kawan Puan merasa diberi harapan palsu karena hubungan berjalan di tempat dan tidak ada komitmen, pertimbangkan untuk mengakhirinya.
Dengan demikian, kamu dapat menyelamatkan emosi dan waktumu agar tidak dipermainkan oleh seseorang yang melakukan breadcrumbing.
Merawat kesejahteraanmu sendiri adalah langkah penting untuk meningkatkan harga dirimu, serta memberi contoh bagaimana orang lain harus memperlakukanmu.
(*)