Parapuan.co - Depresi bisa disebabkan oleh banyak hal, dari romansa hingga keluarga, termasuk juga tempat kerja atau kantor.
Di mana, depresi di kantor itu dapat membuat tertekan saat bekerja, merasa sedih, terjadi kecemasan, kehilangan motivasi, dan kesulitan untuk berkonsentrasi.
Hendaknya dipahami pula bahwa meskipun pekerjaan tidak menyebabkan depresi, tetapi lingkungan kerja dapat memperburuk gejala depresi di kantor.
Dilansir dari Healthline, Rashmi Parmar MD, seorang psikiater di Community Psychiatry mengungkap, pekerjaan apa pun dapat menjadi penyebab potensial atau faktor penyebab depresi, tergantung pada tingkat stres dan dukungan yang tersedia di tempat kerja pula.
Sedangkan, selarasa dengan itu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lingkungan kerja yang negatif dapat menyebabkan:
- masalah kesehatan mental dan fisik.
- absensi atau ketidakhadiran.
- kehilangan produktivitas.
- peningkatan penggunaan zat.
Baca Juga: Ini 4 Masalah Kesehatan Mental yang Dialami Nakes Sepanjang 2021
Mental Health America melaporkan bahwa depresi berada di antara tiga masalah teratas di tempat kerja bagi para profesional.
“Depresi adalah kondisi kompleks dengan berbagai manifestasi pikiran, perasaan, dan perilaku yang dapat memengaruhi siapa saja dan semua orang," jelas Rashmi.
Seperti kondisi kesehatan lainnya, kata Rashmi, menekankan kesadaran dan deteksi dini adalah kunci mengatasi depresi.
Tanda-tanda depresi di kantor
Rupanya, tanda-tanda kamu mengalami depresi di kantor atau tempat kerja mirip dengan gejala depresi pada umumnya.
Beberapa tanda depresi kerja yang lebih umum di antaranya meliputi:
- Peningkatan tingkat kecemasan, terutama ketika mengelola situasi stres atau memikirkan pekerjaan saat jauh dari pekerjaan.
- Energi rendah dan kurangnya motivasi untuk melakukan sesuatu.
- Kehilangan minat pada tugas-tugas di tempat kerja, terutama tugas-tugas yang sebelumnya dianggap menarik dan memuaskan.
- Perasaan putus asa, tidak berdaya, tidak berharga, atau rasa bersalah yang berlebihan.
- Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi atau memperhatikan tugas-tugas pekerjaan dan.
- Kesulitan mempertahankan atau mengingat hal-hal, terutama informasi baru.
- Peningkatan atau penurunan berat badan atau nafsu makan.
- Keluhan fisik seperti sakit kepala, kelelahan, dan sakit perut.
- Lekas marah dan toleransi frustrasi yang buruk.
- Menangis di tempat kerja, dengan atau tanpa pemicu yang jelas.
- Kesulitan tidur atau tidur terlalu banyak (seperti tidur siang selama jam kerja).
- Pengobatan sendiri dengan alkohol atau zat.
Baca Juga: Atasi Stres, Ini 4 Cara Menjaga Kesehatan Mental Selama Karantina di Hotel
Sebagai catatan, mungkin saja pengidap depresi di kantor itu pandai menutupi apa yang sedang ia alami, akibatnya rekan kerja seringkali tidak menyadari.
Namun demikian, ada beberapa tanda umum lainnya yang hendaknya disadari bila ada kolega yang mengalami depresi di kantor.
Rashmi mengungkap bahwa ada beberapa tanda-tanda depresi di kantor yang harus diwaspadai, misalnya:
- Penarikan diri atau isolasi dari orang lain.
- Kebersihan diri yang buruk atau perubahan penampilan yang signifikan.
- Datang terlambat di tempat kerja dan melewatkan rapat.
- Menunda tugas dan produktivitas berkurang.
- Kurang percaya diri saat mencoba tugas.
Lantas, apa yang harus dilakukan untuk mencegah depresi di kantor?
Berikut ini beberapa hal-hal yang dapat kamu lakukan ketika pekerja mulai merasa tertekan karena pekerjaan dan agar tak sampai depresi.
1. Beristirahatlah selama 10 menit dari meja atau kantor.
2. Istirahat makan siang dan keluar rumah.
3. Berjalan-jalan sebentar saat istirahat meskipun di dalam ruangan, olahraga pun sangat bermanfaat bagi kesehatan mental.
4. Ambil hari untuk menjaga kesehatan mental.
5. Berlatih beberapa menit meditasi kesadaran.
6. Gabungkan latihan pernapasan dalam ke dalam rutinitas harian.
7. Katakan tidak pada satu hal kecil yang memungkinkanmu mengalami stres.
8. Menonton video lucu.
Nah meski cara-cara di atas terkesan sederhana, tapi kegiatan tersebut mampu menjaga kesehatan mental agar tidak terjadi depresi, ya, Kawan Puan. (*)