Akan tetapi, kesenjangan dalam suatu negara serta distribusi vaksin yang tidak merata dapat meningkatkan risiko virus berkembang.
Pedros menambahkan bahwa penimbunan vaksin merupakan tindakan yang menjadi celah masuknya varian Omnicron.
“Nasionalisme yang sempit dan penimbunan vaksin oleh beberapa negara telah merusak kesetaraan dan menciptakan kondisi ideal untuk munculnya varian Omicron, dan semakin lama ketidakadilan berlanjut, semakin tinggi risiko virus berkembang dengan cara yang tidak dapat kita cegah atau prediksi,” kata Tedros.
Selain itu Pedros juga menambahkan bahwa salah satu hal yang bisa bantu mengentaskan pandemi adalah ketidakadilan akan vaksinasi.
"Jika kita mengakhiri ketidakadilan kita (bisa) mengakhiri pandemi," tambahnya.
Tedros juga menyinggung rendahnya tingkat vaksinasi di tingkat global.
Sebagian besar populasi di Eropa dan Amerika telah menerima setidaknya satu dosis.
WHO menargetkan tingkat vaksinasi penuh di 40% dari setiap negara pada akhir tahun 2021 telah terlewatkan di sebagian besar Afrika.
Dr Tedros sebelumnya mengkritik negara-negara kaya karena "melahap" pasokan vaksin global, memvaksinasi sebagian besar warga negara mereka, sementara yang lain menunggu dosis pertama mereka.
Selain itu, WHO juga telah menetapkan tujuan baru untuk 2022, yakni memvaksinasi 70% orang di semua negara sampai Juli tahun ini untuk mengakhiri pandemi.
Kawan Puan, itulah penjelasan Sekjen WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesu, tentang optimisme mengakhiri pandemi Covid-19.
Semoga dengan vaksinasi yang merata dan keseriusan negara-negara di dunia dalam penanganan Covid-19 dapat mewujudkan dunia bebas Covid-19 ya! (*)