2. Kurangi biaya tetap
Selanjutnya, setelah menghitung pendapatan, kamu bisa menghitung semua biaya tetap yang kamu harus keluarkan setiap bulannya untuk operasional.
Misalnya, biaya sewa, pajak, pelunasan utang, gaji karyawan, asuransi, dan sebagainya.
Kamu bisa meluangkan waktu sebentar untuk mencatat biaya tetap yang berkaitan dengan bisnis kamu.
Kemudian barulah kamu bisa mengurangi jumlah pendapatan dengan biaya tetap yang kamu harus keluarkan.
Baca Juga: Memulai Bisnis di Tahun 2022, Ini 4 Cara Efektif Mengumpulkan Modal Usaha
3. Tentukan biaya variabel
Ketika membuat daftar biaya tetap untuk operasional bisnis, kamu juga bisa memperhatikan beberapa variabel dalam bisnis kamu.
Biaya variabel atau biaya tambahan merupakan biaya yang nilainya tidak tetap dan terus berubah, tergantung pada seberapa banyak kamu menggunakan layanannya.
Biaya seperti ini biasanya diperlukan agar bisnis kamu bisa tetap beroperasi, seperti harus membeli peralatan baru, biaya pemasaran, atau keperluan lainnya.
Jenis biaya ini bisa kamu turunkan atau kamu tingkatkan, sesuai dengan kondisi keuangan bisnis kamu.
4. Sisihkan dana darurat
Sama seperti anggaran keuangan pribadi, dalam bisnis pun kamu juga perlu menyediakan dana darurat untuk biaya tidak terduga.
Pasalnya, sering kali hal-hal atau pengeluaran tidak terduga justru bisa merusak atau menghambat arus kas bisnis kita, misalnya peralatan yang rusak dan harus segera diganti.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kamu harus membuat budgeting untuk dana darurat.