Parapuan.co - Masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan perlu diwaspadai oleh kaum hawa, terlebih beberapa di antaranya timbul tanpa ada gejala apapun.
Tak heran, jika sejumlah masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan ini kerap kali disebut sebagai silent killer atau penyakit yang diam-diam mematikan.
Salah satu jenis penyakit yang menyerang organ reproduksi perempuan adalah endometriosis.
Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: 7 Mitos dan Fakta Endometriosis
Dilansir dari laman Grid Health, gangguan kesehatan ini memungkinkan penderitanya mengalami nyeri haid yang luar biasa, bahkan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Endometriosis sendiri merupakan kondisi yang memengaruhi lapisan dinding rahim atau endometrium.
Sel dinding rahim perempuan yang mengalami masalah kesehatan organ kewanitaan satu ini dapat ditemukan di indung telur ataupun usus.
Padahal, seharusnya endometrium berada di dalam rongga rahim.
Jika membahas masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan, tentu tidak lengkap kalau tidak membicarakan penyebabnya.
Pada dasarnya, faktor yang menyebabkan endometriosis belum diketahui secara pasti, tetapi kondisi ini berkaitan dengan menstruasi.
Sebagaimana kita ketahui, siklus menstruasi dialami perempun sebulan sekali saat tidak terjadi pembuahan.
Pada saat itu terjadi, lapisan dinding rahim akan luruh dan keluar bersama darah haid.
Jika normalnya, darah haid keluar, pada perempuan yang memiliki endometriosis, darah haidnya justru terserap di rongga perut.
Kondisi tersebut memungkinkan sel endometrium tumbuh di bagian tubuh yang lain.
Baca Juga: 3 Gerakan Olahraga untuk Perempuan Penderita Endometriosis, Apa Saja?
Di sisi lain, perempuan yang mengalami darah haidnya terserap ke rongga perut, belum tentu mengalami endometriosis.
"Cuma itu juga 80% wanita, kalau menstruasi darah haidnya ada yang masuk ke rongga perut. Tapi tidak semuanya didiagnosis endometriosis," kata dr M. Luky Satria, Sp.OG – KFER, Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi Pusat Fertilitas Bocah Indonesia.
Lebih lanjut lagi, perempuan yang mengidap endometriosis memiliki kondisi yang berbeda-beda dan hal tersebut dipengaruhi oleh tingkatan yang dialaminya.
"Memang ada tingkat pembagiannya endometriosis, derajat ringan, sedang, berat," ujarnya.
Dokter Luky mengungkapkan, tingkat keparahan masalah kesehatan organ kewanitaan ini dilihat berdasarkan ukuran kista dan perlekatannya.
"(Perlekatan endometriosis) antara usus, ovarium, rahim, semuanya lengket jadi satu. Derajat perlekatannya juga menentukan tingkat keparahan endometriosis," jelasnya.
Berikut ini adalah empat tingkatan endometriosis :
1. Tingkat 1 atau minimal: Ukuran implan endometrium kecil, jumlahnya sedikit, dan dangkal.
2. Tingkat 2 atau ringan: Jumlah implan endometrium lebih banyak dan lebih dalam dibanding tingkat 1.
Baca Juga: 4 Masalah Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan yang Sulit Dideteksi
3. Tingkat 3 atau sedang: Ditemukan kista endometriosis di ovarium (indung telur) dan implannya lebih dalam.
4. Tingkat 4 atau berat: Terdapat kista endometriosis lebih besar dan ada perlekatan di area yang terdapat lapisan dinding rahim.
Jadi, terdapat empat tingkatan dari masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yakni endometriosis dan derajat tersebut bergantung pada ukuran dan perlekatannya. (*)