Parapuan.co - Kawan Puan yang mengikuti tren di dunia fashion dan suka memakai rok pasti sudah familier dengan gabungan item skirt dan short (rok dan celana pendek).
Selama bertahun-tahun, skort menjadi fashion item yang disukai oleh banyak orang karena keunikan dan kepraktisannya.
Pasalnya, fashion item yang satu ini tak hanya bisa membuat kita menjadi terlihat modis, tetapi juga bisa membuat nyaman.
Sekilas, skort memang tampak mirip dengan rok mini biasa, namun ketika menggunakan skort, kamu bisa bergerak bebas karena di bagian dalamnya terdapat celana pendek.
Di balik kepopuleran skort hingga saat ini, ternyata terdapat sejarah dan kisah menarik di baliknya.
Baca Juga: Tambah Usia, Intip Deretan Fashion Item Mewah Milik Jisoo BLACKPINK
Fashion item yang satu ini merupakan salah satu cara perempuan zaman dahulu berkompromi antara kenyamanan dan feminitas.
Saat ini, skort biasanya dipakai untuk berbagai aktivitas olahraga seperti tenis atau bersepeda, tetapi tak sedikit juga yang memakainya untuk hangout biasa.
Sejarah di balik skort
Skort pertama kali muncul pada tahun 1890 untuk memenuhi kebutuhan para perempuan untuk bersepeda dengan nyaman.
Saat itu, dikutip dari Refinery29, celana masih merupakan fashion item yang identik dengan laki-laki dan kontroversial untuk perempuan.
Menurut sejarawan mode dan profesor di University of Nevada, Las Vegas, Deidre Clemente, celana masih dianggap sebagai item maskulin.
Jika saat ini kamu melihat skort sebagai fashion item yang berbentuk seperti rok mini dengan bagian dalam celana pendek, berbeda dengan saat pertama kali muncul.
Saat pertama kali muncul, skort menampilkan wide-legged pants di bawah rok yang ditutupi oleh panel berkancing di bagian depannya.
Kemudian, pada tahun 1931, seorang pemain tenis asal Spanyol, Lili Ivarez, pernah tersandung skandal usai mengenakan skort yang dirancang oleh Elsa Schiaparelli.
Namun, menurut sejarawan mode dan penulis buku She’s Got Legs: A History of Hemlines and Fashion, Keren Ben-Horin, yang membuatnya tersandung skandal bukanlah skort yang dikenakannya.
Melainkan karena gerakan yang dibuatnya saat bermain karena ia memakai skort tersebut.
Baca Juga: Sederhana dan Modis, Begini 5 Cara Mudah Tampil Effortlessly Chic
“Saya kira yang mengganggu banyak orang adalah gerakan yang bisa ia lakukan saat memakai skort. Ia bisa bermain dengan cara yang dianggap tidak pantas,” ujarnya.
Kemudian, pada periode antarperang di Amerika Serikat yang terjadi sampai tahun 1939, perancang busana Tina Leser dan Clair McCardel mendefinisikan ulang pakaian perempuan dengan skort versi mereka.
Ide celana di bawah rok juga berkembang pada tahun 1920-1930-an ketika desainer seperti Elsa Schiaparelli dan Coco Chanel menentang gagasan mode anggun dan memungkinkan perempuan untuk memakai celana, jas, dan item lainnya.
Seiring berjalannya waktu, ketika rok pendek dan celana sudah mulai umum dipakai oleh wanita, begitu juga dengan hybrid keduanya, yakni skort.
Beberapa menganggap bahwa perpaduan rok dan celana ini merupakan alat untuk menunjukkan kesopanan.
Di masa sekarang, skort menjadi item yang cocok bagi perempuan yang ingin memamerkan kakinya atau membuat kakinya terlihat jenjang, tetapi tetap membuatnya terasa nyaman.
“Skort adalah item yang menarik karena mengaburkan batas antara apa yang nyaman dan apa yang pantas,” kata Clemente.
Baca Juga: 5 Inspirasi Gaya Effortlessly Chic untuk ke Kantor, Sederhana Tapi Modis!
Kawan Puan, melalui perkembangan skort dari masa ke masa, dapat terlihat bagaimana dunia mode sangat dipengaruhi oleh perkembangan budaya.
Itulah sejarah di balik skort, fashion item hybrid celana dan rok yang menjadi favorit banyak perempuan hingga saat ini.
Apakah Kawan Puan juga penggemar fashion item yang satu ini? (*)