Meskipun rilis komersial tidak pernah berhasil, sepertinya jenis proyek ini dapat kembali dikerjakan Google.
Terlebih kabarnya Google telah merekrut bekas karyawan Oculus yang sebelumnya pernah memimpin pengembangan pada sistem operasi AR.
Selain Google, beberapa perusahaan teknologi besar lain juga dilaporkan menggarap kacamata pintar berbasis AR.
Salah satunya Apple yang sudah lama mengerjakan perangkat tersebut dan segera meluncurkannya tahun 2022.
Ada pula Meta, induk perusahaan Facebook yang menggarap kacamata pintar lewat Project Cambria untuk tahun ini.
Baca Juga: 5 Profesi di Metaverse yang Akan Populer di Masa Depan, Apa Saja?
Metaverse dapat diartikan sebagai realitas digital yang menggabungkan berbagai aspek.
Media sosial, game online, augmented reality (AR), virtual reality (VR) dan cryptocurrency merupakan aspek yang akan memungkinkan pengguna berinteraksi secara virtual.
Aspek AR sendiri terdiri dari elemen visual, suara, dan input sensorik lainnya ke pengaturan dunia nyata untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
Alih-alih hanya melihat konten digital, pengguna di metaverse akan dapat membenamkan diri dalam sebuah ruang tempat dunia digital dan fisik bertemu.
Metaverse dimulai saat rumor mulai beredar pada pertengahan Oktober 2021 tentang re-branding Facebook.
CEO Facebook Mark Zuckerberg mengumumkan nama Meta baru pada konferensi Facebook's Connect 2021 pada 28 Oktober dengan situs web baru dan label sebagai "social technology company."
Di masa depan, Mark berujar bahwa manusia akan dapat berteleportasi secara instan sebagai hologram untuk berada di kantor tanpa perjalanan.
Hadir di konser dengan teman dan berbagai kegiatan lain juga sangat memungkinkan.
Melalui metaverse, nantinya Kawan Puan dapat melakukan berbagai hal dengan cara yang sangat berbeda dengan menggunakan komputer atau ponsel seperti saat ini.
(*)