Parapuan.co - Metaverse kini agaknya menjadi tren yang dikejar setiap perusahaan teknologi terkemuka dunia walaupun belum ada prediksi pasti.
Facebook telah berganti nama menjadi Meta, hal ini berkaitan dengan visi perusahaan di masa depan yang akan menciptakan teknologi serba canggih.
Selain Facebook, yang kini dikenal dengan Meta, Google juga berencana untuk terlibat dalam metaverse.
Dilaporkan oleh Android Police, Google telah mengakusisi North, pembuat kacamata pintar pada musim panas 2020 lalu.
North sendiri merupakan perusahaan kacamata pintar asal Kanada yang sebelumnya pernah bekerja di bawah Intel.
Baca Juga: Jadi Tren Baru, Ini Pengaruh Kehadiran Metaverse bagi Para Pelaku Bisnis
Produk kacamata pintarnya ini diketahui dipasang lensa dengan layar yang diproyeksikan.
Dilengkapi kontrol dering yang dikenakan di jari, kacamata North dapat bekerja memberikan notifikasi pesan atau navigasi bagi penggunanya.
Hingga saat ini, masih belum jelas apa yang akan dilakukan Google dengan kacamatanya.
Meski begitu, hal ini adalah visi untuk masa depan yang akan dimiliki Google selama hampir satu dekade.
Sebelumnya, Google pernah meluncurkan Google Glass pertama kalinya di tahun 2013.
Meskipun rilis komersial tidak pernah berhasil, sepertinya jenis proyek ini dapat kembali dikerjakan Google.
Terlebih kabarnya Google telah merekrut bekas karyawan Oculus yang sebelumnya pernah memimpin pengembangan pada sistem operasi AR.
Selain Google, beberapa perusahaan teknologi besar lain juga dilaporkan menggarap kacamata pintar berbasis AR.
Salah satunya Apple yang sudah lama mengerjakan perangkat tersebut dan segera meluncurkannya tahun 2022.
Ada pula Meta, induk perusahaan Facebook yang menggarap kacamata pintar lewat Project Cambria untuk tahun ini.
Baca Juga: 5 Profesi di Metaverse yang Akan Populer di Masa Depan, Apa Saja?
Metaverse dapat diartikan sebagai realitas digital yang menggabungkan berbagai aspek.
Media sosial, game online, augmented reality (AR), virtual reality (VR) dan cryptocurrency merupakan aspek yang akan memungkinkan pengguna berinteraksi secara virtual.
Aspek AR sendiri terdiri dari elemen visual, suara, dan input sensorik lainnya ke pengaturan dunia nyata untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
Alih-alih hanya melihat konten digital, pengguna di metaverse akan dapat membenamkan diri dalam sebuah ruang tempat dunia digital dan fisik bertemu.
Metaverse dimulai saat rumor mulai beredar pada pertengahan Oktober 2021 tentang re-branding Facebook.
CEO Facebook Mark Zuckerberg mengumumkan nama Meta baru pada konferensi Facebook's Connect 2021 pada 28 Oktober dengan situs web baru dan label sebagai "social technology company."
Di masa depan, Mark berujar bahwa manusia akan dapat berteleportasi secara instan sebagai hologram untuk berada di kantor tanpa perjalanan.
Hadir di konser dengan teman dan berbagai kegiatan lain juga sangat memungkinkan.
Melalui metaverse, nantinya Kawan Puan dapat melakukan berbagai hal dengan cara yang sangat berbeda dengan menggunakan komputer atau ponsel seperti saat ini.
(*)